News Satu, Sumenep, Rabu 3 Januari 2018– Program Bangun Desa, Nata Kota di Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) hanya sekedar wacana saja. Terbukti, program pemerintah untuk menghidupkan perekonomian di tingkat Desa tidak berjalan maksimal, karena dari 330 baru 171 Desa yang telah terbentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Padahal anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) yang totalnya miliaran rupiah tersebut untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan, akan tetapi kenyataannya dilapangan masih jauh dari target Pemerintah.
“Jika dikaitkan dengan program Busyro-Fauzi, bangun Desa, Nata Kota, seharusnya program ini berjalan maksimal, bukan malah sebaliknya hanya 171 Desa yang telah membentuk BUMDes,” ujar Koordinator Gerakan Pemuda Sumenep (GPS), Zen Kanza, Rabu (3/12/2018).
Ia mengatakan, visi misi Bupati (A Busyro Karim) dan Wakil Bupati (Achmad Fauzi) sudah bagus. Akan tetapi pada kenyataanya tidak berjalan sesuai dengan harapan masyarakat, dan masyarakat hanya disuguhkan dengan sebuah wacana.
“Saat ini masyarakat sudah cerdas, tidak perlu hanya sebatas wacana saja,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep Ahmad Masuni, membenarkan baru sekitar 50 persen yang telah membentuk BUMDES. Padahal, keberadaan BUMDes dinilai sangat membantu untuk membangkitkan geliat perekonomian masyarakat desa.
“BUMDes menjadi tulang punggung perekonomian pemerintahan desa, guna mencapai peningkatan kesejahteraan warganya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepala desa untuk membentuk BUMDes. Sehingga upaya peningkatan kesejahtraan sebagaimana upaya pemerintah segera di rasakan masyarakat. (Zalwi)
Comment