News Satu, Pamekasan, Jumat 9 Februari 2018- Rencanan Pemerintah untuk melakukan impor garam besar-besaran menuai protes dari para petani garam dan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur (Jatim). Bahkan Aktivis PMII ini melakukan aksi turun jalan menuju kantor DPRD Pamekasan, untuk menolak Pemerintah melakukan impor garam.
Sesampainya di Kantor DPRD Pamekasan, para mahasiswa melakukan orasi dan membentangkan sejumlah poster yang berisikan penolakan terhadap impor garam ke Indonesia. Kemudian para mahasiswa mendesak agar menghadirkan instansi terkait yang berhubungan dengan persoalan impor garam.
Seperti Dinas Penanaman Modal dan Pelayajan Terpadu Satu Pintu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), kepada Komisi II DPRD Pamekasan.
“Kami sudah jelas meminta kepada Komisi II DPRD Pamekasan untuk menghadirkan empat instansi terkait, bahkan dalam surat pemberitahuan sudah dicantumkan. Akan tetapi dilapangan empat instansi itu tidak hadir dan anggota dewan yang terhormat bertele-tele dengan persoalan impor garam ini,” ujar Muhammad Abror, salah seorang orator Aksi, Jumat (9/2/2018).
Merasa keinginannya tidak diindahkan, para demonstran langsung mencoba menerobos masuk ke kantor DPRD Pamekasan, namun aksi mereka dihadang oleh petugas keamanan. Akibatnya, aksi saling dorong tak terelakkan, dan kericuhan juga terjadi. Sehingga Ketua PC PMII Pamekasan Moh Fadil harus mendapatkan perawatan intensif.
“sempat terjadi bentrok memang, hingga membuat Ketua PC PMII Kami harus dilarikan ke rumah sakit,” ujarnya.
Bentrokan antara Aktivis PMII dengan petugas Keamanan ini berhasil diredam setelah Komisi II DPRD Pamekasan menemukan jalan terbaik. Selain itu, para Mahasiswa juga meminta para wakil rakyatnya tersebut menandatangani pakta integritas penolakan terhadap impor garam. (Lim)
Comment