Dalam konteks tema tersebut, papar gubernur, maka pelaksanaan MTQ sejatinya dapat meninggalkan jejak-jejak peradaban yang ditandai dengan terjadinya perubahan pola pikir, kebiasaan atau pola hidup, dan karakter, yaitu dari pemikiran yang sempit kepada pemikiran yang terbuka dan maju, dari pola hidup kekerasan kepada kehidupan yang lebih rukun dan damai.
“Dari pola hidup yang malas, masa bodoh, tidak teratur, dan suka merusak kepada kehidupan yang lebih disiplin, lebih peduli, teratur (KALESANG), dan PRO-KEHIDUPAN,” lanjutnya.
Dari kehidupan yang otoriter dan individualis kepada kehidupan yang lebih demokratis dan bersahabat, dari keterbelakangan dan kemiskinan kepada kehidupan yang maju dan sejahtera, dan dari kebodohan menjadi masyarakat yang cerdas dan berdaya saing tinggi.
Oleh karena itu dirinya berharap, dengan kemuliaan dan kemukjizatan Al’Qur’an yang dibacakan dengan alunan suara yang indah, ditulis dengan karya seni yang tinggi, ditafsirkan dengan nalar yang tinggi, kebeningan jiwa dan kelapangan hati, pada MTQ ini, akan dapat melahirkan generasi Qur’ani, yaitu generasi yang punya kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual, sebagai modal sosial untuk membangun daerah sesuai visi Pembangunan Maluku.
“Untuk itu, marilah Pemda di Kabupaten-Kota serta Kanwil Kemenag dan jajaranya sebagai ujung tombak kita beri porsi anggaran pembinaan yang pantas. Tingkatkan kualitas pembinaan yang lebih profesional dan bermutu.,’’ harap gubernur.
Gubernur juga mengingatkan Dewan Hakim untuk bekerja dengan profesional dan obyektif dalam melaksanakan tugas.
“Terhadap para ketua dan anggota dewan hakim, di pundak kalianlah kita bisa mendapatkan bibit-bibit terbaik untuk menjadi duta daerah ini. Untuk itu, jadilah dewan hakim yang profesional, adil, jujur, dan bertanggung jawab,” tandas gubernur. (Sofyan)
Comment