HEADLINEJAKARTALIFE STYLENASIONALNEWSNEWS SATUPENDIDIKANREGIONAL

Hari Guru Nasional 2024, Anggota DPD RI Cantik Asal Jatim Tekankan Peran Guru Di Era Teknologi Dan AI

4985
×

Hari Guru Nasional 2024, Anggota DPD RI Cantik Asal Jatim Tekankan Peran Guru Di Era Teknologi Dan AI

Sebarkan artikel ini
Hari Guru Nasional 2024, Anggota DPD RI Cantik Asal Jatim Tekankan Peran Guru Di Era Teknologi Dan AI
Hari Guru Nasional 2024, Anggota DPD RI Cantik Asal Jatim Tekankan Peran Guru Di Era Teknologi Dan AI

News Satu, Jakarta, Senin 25 November 2024- Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 November, menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang profesi guru di Indonesia.

Anggota DPD RI Lia Istifhama mengatakan, tahun ini, tepat 30 tahun sejak Hari Guru Nasional pertama kali ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.

“Di usia tiga dekade ini, peran guru semakin strategis dalam membangun generasi emas Indonesia, seiring dengan tantangan yang terus berkembang di era globalisasi dan transformasi digital,” kata Ning Lia sapaan Lia Istifhama, Senin (25/11/2024).

Menurutnya,  guru adalah sosok yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan hingga pembangunan bangsa. Sejak era Ki Hajar Dewantara, guru telah menjadi pelopor dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kini, di era Merdeka Belajar, guru tetap menjadi garda terdepan dalam menciptakan pembelajaran yang relevan, inklusif, dan humanis.

Namun, menjadi guru hebat tidak hanya berarti memiliki keahlian akademik atau pedagogis yang unggul, tetapi juga mencerminkan keteladanan dalam sikap, dedikasi, dan empati.

“Guru adalah role model yang memengaruhi tidak hanya kemampuan kognitif siswa, tetapi juga karakter, sikap sosial, dan kepribadian mereka,” ujar keponakan Khofifah Indar Parawansa, mantan Gubernur Jatim ini.

Apalagi, lanjut Ning Lia, setiap generasi memiliki karakteristik masing-masing. Misalnya saja, generasi baby boomers memiliki karekter duduk tenang dalam pembelajaran formal dan terstruktur. Generasi X belajar dalam kelompok interaktif dan luwes. Generasi Y atau milenial belajar dengan multisensori melibatkan visual, kinestetik, taktil, dan auditori dan nyaman dengan belajar daring, partisipatif, kolaboratif, dan mampu mengambil risiko.

“Generasi Z beralih ke gaya belajar yang lebih mandiri, visual dan kinestetik dalam ruang yang interaktif; menginginkan kenyamanan dan keterbukaan untuk umpan balik yang jujur,” tandasnya.

Ning Lia yang dikenal sebagai Srikandinya NU Jatim ini menyatakan, memasuki generasi Alfa yakni Generasi ini memiliki kebutuhan yang sangat spesifik. Generasi Alfa memiliki koneksi virtual, terbiasa main gim, ingin menciptakan produk bernilai, dan ditemani mainan dengan AI.

“Tuntutan dari generasi Alfa untuk berinovasi dalam sistem pendidikan tidak dapat ditunda. Saatnya para pemangku kepentingan, termasuk asosiasi profesi guru, menata sistem yang lebih merangkul dan memberdayakan pula guru-guru yang pro-perubahan, berjiwa inovasi, terampil, fleksibel, kolaboratif, dan kreatif. Biasanya guru-guru yang senang perubahan tidak menetapkan persepsi terbatas tentang kecerdasan dan kemampuan sehingga dapat menguatkan potensi dan kreativitas siswa,” harap Ning Lia.

Hal itu karena dua-tiga dekade mendatang, generasi Alfa yang bakal memegang peran penting dalam usia produktif. “Semoga bonus demografi dapat dioptimalkan, bukan justru menjadi beban di kemudian hari,” tegasnya.

Anggota DPD RI cantik asal Jatim ini menambahkan, momentum Hari Guru Nasional sudah termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

“Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru di antaranya adalah kompetensi pedagodik, yakni kemampuan untuk memahami karakteristik peserta didik,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.