News Satu, Mojokerto, Sabtu 28 November 2020- Menjadi bagian dari komponen masyarakat membuat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Atau LPBI NU Wilayah Jawa Timur semakin mantapkan kapasitasnya. Terutama pada kemampuan kader dan pengurus, serta relawannya.
Selama 3 hari Badan Otonom di bawah bendera Hijau NU Jawa Timur ini berjibaku dengan berbagai pengetahuan dan kemampuan Penanggulangan bencana. Mereka berkumpul dalam kegiatan Temu Relawan LPBI NU Se Jatim di Obis Camp, Desa Jatijejer Kecamatan Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, mulai 27 hingga 29 November 2020.
Menurut salah satu Nara sumber, KH. A. Rifai keberadaan relawan NU dalam setiap aksi kemanusiaan merupakan hal yang krusial. Sebab selain menjaga atas nama kemanusiaan juga pada kesempatan yang sama mereka juga menjaga aqidah dan keimanan korban disaat yang sama.
“Sehingga kehadiran NU langsung dirasakan oleh masyarakat yang terkena bencana saat itu. Ini sebagai nilai ibadah Relawan sekalian ketika sudah menghibahkan tenaga untuk masyarakat melalui LPBI NU,” tegasnya usai membaiat para relawan, Sabtu (28/11/2020).
Sementara itu, menurut Direktur Utama TV9 Nusantara, Hakim, yang memberikan materi Jurnalistik, menegaskan bahwa pola Penanggulangan bencana sudah harus diawali dari antisipasi awal, bukan sekedar tanggap darurat. Bahkan, pengetahuan terkait pelaporan, assessment dan komunikasi juga harus dipahami relawan.
“Pola komunikasi sekarang bergeser dari cara door to door menjadi one to many dan sekarang sudah harus many to many Comunication,” ungkapnya.
Nah, pola komunikasi baru ini sangat bergantung pada keahlian komunikasi digital melalui sosial media ataupun media mainstream. Cara ini membutuhkan operasi khusus dari tim cyber pada tiap LPBI NU di Cabang masing masing.
“Setiap gerakan harus terlaporkan dan terdata dengan baik, sebab dapat jadi dasar konkrit dalam penentuan dan mitigasi bencana serupa yang kemungkin akan terjadi lagi.
Ini sesuai dengan apa yang telah dijabarkan oleh Subdit Pemberdayaan masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Pangarso Suryotomo yang juga hadir pada kesempatan itu. Pihaknya berkeyakinan bahwa setiap bencana akan berulang kejadiannya sehingga jika terdata dengan baik pola Penanggulangannya maka akan mudah nantinya kita mengantisipasi bersama.
“Kita bergerak dan membesarkan jiwa relawan dalam kemanusiaan melalui LPBI NU, jadi bukan hanya membesarkan LPBI NU semata dalam bergerak,” pungkasnya. (Yud)
Comment