Berusia 122 Tahun, Rumah Adat Bengkulah di OKI Masih Bertahan Hingga Kini

Rumah Depati Bahar menghadap matahari terbit. Pemilihan arah rumah menghadap menurut Syaiful memiliki makna tersendiri. Berdasar hukum arah mata angin, Timur dipercaya dapat memberikan cahaya, harapan, tenteram, damai dan nyaman.

Tidak hanya itu, tambahnya, arah menghadap rumah pun bermakna menatap pada masa lalu yang bila diartikan pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dan kearifan dalam menyikapi masa lalu yang bisa dibawa ke masa kini. Menutup ceritanya, Bahar menuturkan bahwa pada awalnya, rumah adat bengkulah berfungsi sebagai kediaman depati atau pesirah.

Pria lebih dari setengah abad ini berpesan generasi sekarang tidak kehilangan jati diri meski tergerus kemajuan zaman, ajaran dan petuah leluhur jangan pernah ditinggalkan.

Baca Juga :  Tingkatkan Ekonomi, Pemkab OKI Bentuk BUMD Pariwisata

“Zaman boleh berubah, manusianya jangan berubah, boleh ilmu setinggi langit tapi jangan pernah lupakan bumi, ingat leluhur berpegang teguh dengan agama,” pesan Syaiful Bahar kepada para milenial.

Kini rumah adat suku bengkulah atau rumah depati Bahar telah dicatatkan sebagai cagar budaya oleh Dinas Pariwisata setempat untuk mengingatkan kejayaan suku Bengkulah di wilayah Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. (Adi Yanto/Kasubbag Media & Komunikasi OKI)

Komentar