News Satu, Ogan Komering Ilir (OKI), Kamis 6 Desember 2018- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dianugerahi penghargaan atas inovasi pelayanan publik program KB Emas. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan H Herman Deru di Griya Agung Kota Palembang.
“Kita ikut serta dalam kompetisi inovasi pelayanan publik tingkat nasional – Sinovik tahun 2018. Alhamdulillah, kita terpilih dan mendapatkan penghargaan dari Menpan RB melalui Gubernur Provinsi Sumatera Selatan H Herman Deru,” kata Kepala DPPKB OKI Alhadi Nasir, SKm.,M.Kes saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (6/12/2018).
Kendati bukan hanya Kabupaten OKI yang menerima penghargaan atas inovasi pelayanan publik, tetapi menurut Alhadi, program KB Emas yang digagas dan dilaksanakan pihaknya sejak beberapa tahun lalu telah membawa manfaat yang cukup besar bagi masyarakat Kabupaten OKI.
Sesuai dengan artinya, masih kata Alhadi, KB Emas adalah singkatan dari emphaty, man, assurance dan skill. Maksudnya, empathy yakni memberikan perhatian kepada masyarakat yang belum tersentuh pelayanan KB, man atau orang yakni adanya ketersediaan petugas di lapangan.
“Assurance maksudnya memberikan jaminan dan rasa aman, skill adalah keahlian petugas di lapangan. Yang semuanya akan dipenuhi untuk menjangkau objek KB di wilayah pelosok pedesaan, dengan kata lain kita memberikan pelayanan KB kepada masyarakat secara jemput bola,” ungkap Alhadi.
Dan alhamdulilah, kata Alhadi lagi, terbukti program KB Emas yang menyasar daerah – daerah perairan dan lebak dalam wilayah Kabupaten OKI berdampak jauh dirasakan sebelum program ini ada. Karena selain jemput bola, masyarakat juga tidak dipungut biaya alias gratis dalam mendapatkan pelayanan KB.
“Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perairan dan lebak. Jika sebelumnya mereka harus jauh – jauh hanya untuk mendapat pelayanan KB, tapi sekarangkan tidak. Sebab, kita yang datang sendiri. Dengan demikian lebih ekonomis. Lagipula untuk masyarakat domisilinya jauh kita sarankan memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” tandas Alhadi.
Dari tahun ke tahun sejak program KB Emas dijalankan terus terjadi peningkatan, lanjut Alhadi, untuk KB aktif pada tahun 2017 itu hanya 137.513 jiwa atau sekitar 77,60 persen. Per Juni 2018 ini terjadi peningkatan menjadi 139,996 jiwa atau 78, 99 persen masyarakat telah aktif ber KB. Masyarakat yang menggunakan MKJP juga meningkat, 2017 ada 28,385 jiwa atau 15,47 persen, kini per Juni 2018 menjadi 29,880 jiwa atau 16,86 persen.
“Sedangkan Pasangan Usia Subur (PUS), tahun 2017 ada 177, 213 jiwa, kini per Juni 2018 menurun menjadi 176, 916 jiwa. Begitu pun unmetneed atau kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi akan pelayanan KB juga menurun, yang semula di tahun 2017 ada 26,349 jiwa atau 14,86 persen. Di tahun 2018, terhitung per bulan Juni hanya 23,955 jiwa atau 13,51 persen. Penurunan ini bagus, artinya program KB Emas sangat bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Alhadi. (Hasan/Adv)
Comment