News Satu, Pamekasan, Kamis 12 November 2020- Tidak adanya kejelasan dan tanggapan dari pihak manajemen Kantor Cabang BRI Pamekasan terkait tuntutan, warga korban penipuan MLA saat jadi karyawannya, membuat geram puluhan massa aksi yang sudah 4 hari bermalam di Gerbang Gedung BRI Pamekasan, Madura, Jawa timur.
Bahkan, mulai Kamis (12/11/2020) massa tidak hanya menduduki dan memblokade Kompleks Kantor Cabang BRI Pamekasan saja. Melainkan juga, kembali melakukan penutupan paksa pada 2 kantor unit yang berada di jantung kota Pamekasan.
Menurut pantauan media mulai siang ini, Kantor Unit BRI Kota yang berada di jalan KH. Amin Jakfar dan Kantor Unit Trunojoyo yang berada berada di bilangan Jalan P. Trunojoyo Pamekasan diluruk massa aksi juga.
Mereka langsung meminta pihak Bank setempat untuk segera menutup pintu masuk utama untuk nasabahnya. Bahkan, diminta untuk tidka beroperasi terlebih dahulu sebelum ada kejelasan nasib dari pihak manajemen di kantor cabangnya.
Taqdir Rizal, salah satu korban yang mengaku uang ratusan jutanya raib dibawa MLA, menjelaskan keputusan ini dilakukan para korban karena hingga detik ini tidak ada komentar dan upaya komunikasi apapun dari BRI. Bahkan terkesan ada pembiaran atas semua keluh kesah nasabah yang dirugikan 8 Milyar itu.
“Oleh karenanya, Kami tidak punya cara lain selalu menutup semua akses bisnis BRI baik di Cabang maupun Unit. Kami orang kecil dan bagi kami uang sebanyak itu sangatlah berharga,” keluhnya, Kamis (12/11/2020) siang pada media.
Dijelaskan, selama ini pihak korban sudah sangat bersabar dan mengutamakan komunikasi dua arah. Namun tidak adanya tanggapan dari dalam BRI yang membuat kami harus berbuat lebih seperti ini,” imbuhnya.
Sementara itu, pihaknya sebetulnya telah menerima masukan dari warga Pantura, baik kerabat maupun simpatisan korban untuk mendatangkan ribuan massa ke kota. Namun, pihaknya membendung rencana mereka dengan harapan dapat ada komunikasi positif antara pimpinan cabang BRI dan korban. (Yudi)
Comment