Menurut Baddrut rasa syukur atas sebuah nikmat, khususnya para P3K harus mempunyai komitmen besar melalui bekerja yang sungguh-sungguh, untuk menciptakan hasil luar biasa. Sebab, perubahan yang luar biasa tercipta dari kinerja luar biasa bukan dari hal yang biasa dan kerja yang biasa pula.
“Anak kecil saja harus belajar merangkak, berjalan baru bisa berlari, kemudian bisa menginspirasi lainnya dengan kerja hebat itu,” tukasnya.
Selain itu, seluruh abdi negara harus mampu bekerja dengan hati nurani dan tidak egois. Seorang P3K tidak boleh merasa bahwa jabatan adalah ajang pamer kemampuan.
“Sehingga pola kinerja justru tidak terpaku pada gaji dan tunjangan, melainkan pada kemampuan yang harus ditanamkan dalam jiwa,” tegasnya lagi.
Terakhir, Pihaknya meminta agar abdi negara bisa menerapkan model kerja bersifat lokal wisdom tanpa mengeyampingkan regulasi yang ada di Bumi Gerbang Salam. Pola kebiasaan baru ini, diawali dengan rasa syukur harus diaplikasikan menjadi pola pelayanan publik yang harus memudahkan kebutuhan masyarakat.
Rinciannya dari para P3K itu antara lain, 182 dari formasi guru dalam Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 42 orang dari formasi penyuluh Pertanian, dan 22 orang dari tenaga kesehatan dibawah Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan.
“Jumlah awalnya, 250 namun ada dua orang yang meninggal dunia, satu orang mengundurkan diri, dan satu orang diterima CPNS kemarin,” tutupnya. (Yudi)
Comment