HEADLINENEWSPAMEKASANPEMERINTAHANPEMKAB PAMEKASANREGIONAL

Bupati Pamekasan, Kunci Hidup Jangan Lupa Bersyukur

144
×

Bupati Pamekasan, Kunci Hidup Jangan Lupa Bersyukur

Sebarkan artikel ini
Bupati Pamekasan, Kunci Hidup Jangan Lupa Bersyukur
Bupati Pamekasan, Kunci Hidup Jangan Lupa Bersyukur

News Satu, Pamekasan, Jumat 30 April 2021- Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, H. Baddrut Tamam mengajak masyarakat untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Terutama atas segala nikmat yang telah diberikan pada setiap individu di dunia ini oleh-Nya.

Menurutnya, Allah SWT telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada semua makhluk Bumi. Sehingga bisa menjalani hidup dengan nyaman dan lancar. Tentu, nikmat yang tidak bisa dihitung tersebut harus ada timbal balik kepada sang pemberi nikmat. Caranya adalah dengan tidak pernah lupa untuk bersyukur.

“Misalnya datang ke majelis ini sebagai wujud syukur kita atas nikmat sehat dan sempat, insyaallah nikmat kita akan ditambah oleh Allah. Sebaliknya jika kita tidak bersyukur atas nikmat ini, janji Allah Inna adzabi la syadid,” katanya ketika sambutan dalam silaturrahmi keluarga besar Muhammadiyah dan santunan anak yatim di masjid Hikmah Jalan Nugroho, Jumat (30/4/2021).

Tamam Sapaannya, melanjutkan, bersyukur akan berdampak luar biasa terhadap kehidupan sehari-hari. Karenanya akhlak terpuji itu harus menjadi tindakan nyata dalam menjalani hidup sejatinya dan bersyukur adalah keniscayaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.

“Orang yang bersyukur dan tidak bisa bersyukur itu sebenarnya bisa dilihat dalam kehidupan kesehariannya. Orang yang sering marah-marah kepada tetangganya berarti kurang bersyukur, orang yang sering mengumpat, mencaci dan berkata kotor, itu indikasi kurang bersyukur,” tandasnya.

Orang yang bersyukur, lanjut dia, akan membawa diri dalam lingkungannya dengan cinta kasih. Bahkan tidak emosi dan menyalahkan orang lain dengan membenarkan dirinya sendiri.

Bupati bercerita tentang peristiwa yang menimpa dirinya ketika dimarahi oleh seseorang dalam sebuah pernikahan. Kejadian itu menuntutnya sabar dan bersyukur dengan tidak merespon atas peristiwa yang terjadi itu.

Berkaca pada Nabi Muhammad SAW, impalnya, setiap hari diludahi oleh orang Yahudi ketika hendak berangkat ke masjid. Saat itu Nabi tidak membalas dengan tindakan kasar, justru Beliau menjadi orang pertama yang datang ketika orang yang meludahi tersebut sakit.

“Artinya, kita sebagai hamba Allah dan ummat nabi Muhammad yang diberi nikmat oleh Allah menjadikan agama Islam sebagai bagian dari ideologi yang kita wajib perjuangkan dan risalahkan kepada orang lain harus bisa melaksanakannya,” tambah mantan anggota DPRD Jawa Timur tersebut.(Yudi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.