News Satu, Pamekasan, Senin 23 Mei 2022- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa timur, terus semangat mendorong lembaga pesantren untuk mandiri. Terutama kemandirian dibidang pertanian untuk mendorong pesantren maju dan modern berbasis agri santripreneur.
Buktinya, menurut lansiran resminya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pamekasan, Ajib Abdullah, telah siapkan bantuan hibah untuk pesantren yang ingin memupuk santrinya memiliki kemampuan bertani. Selain mempersiapkan potensi santri, program tersebut juga mendukung ketahanan pangan nasional.
Bantuan hibah pertanian itu tidak hanya kepada kelompok tani seperti yang selama ini digelontorkan. Melainkan juga pada lembaga non profit juga berhak menerimanya, termasuk pondok pesantren dimaksud.
“Lembaga pendidikan yang bergerak di bidang pertanian kita harus masuk, bukan hanya untuk kelompok tani. Meskipun memang ada bantuan yang harus lewat kelompok tani,” ujarnya, Senin (23/5/2022).
Pihaknya juga imbuhkan, sebelumnya dia harus melihat terlebih dahulu pesantren yang menginginkan bantuan hibah pertanian tersebut. Mulai lokasi pesantren, serta potensi daerah, sebab hal itu sangat menentukan kesuksesan program tersebut.
“Pesantren yang mau mengembangkan pertanian, kita lihat potensinya. Misalnya kalau daerah Tlanakan diberi durian kan tidak cocok, makanya kita harus lihat potensi yang ada, lokasi pesantrennya dimana, ada air atau tidak,” terangnya.
Sebagai contohnya, di daerah tanah tegalan seperti daerah Pegantenan tanaman yang cocok adalah alpukat, dan durian. Sementara daerah yang memiliki potensi air bagus bisa fokus terhadap pengembangan padi, dan jagung. Selain itu, pesantren juga bisa meminta arahan kepada instansinya tentang tanaman yang cocok di daerah tersebut.
“Tahun ini rencananya ada 13 pesantren (jadi pilot project pesantren berbasis agri santripreneur, red), kita lihat perkembangannya, kita tidak usah muluk-muluk, 13 pesantren ini bisa jos atau real itu sudah sangat luar biasa,” tukasnya.
Alasannya, sebanyak 13 pesantren yang menjadi percontohan kemandirian pesantren berbasis agri santriprenuer itu tersebar di 13 kecamatan. Tentunya semua dengan aneka bantuan sesuai potensi alam di pondok pesantren tersebut.
“Bantuannya nanti bisa berbentuk barang, ke belakang kita harus berdiskusi dengan lembaga untuk mengetahui potensinya,” ungkapnya.(Yudi)
Comment