News Satu, Pmekasan, Kamis 2 Juni 2022- Kegiatan konservasi inisiasi alam berbasis kemasyarakatan dan sosial terus didukung oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jatim terutama yang berada di kawasan Madura agar lebih masif dan merata. Salah satunya, yakni dalam proses pembentukan Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Regional Madura di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (2/6/2022).
Hal ini dipandang perlu oleh pemerintah provinsi Jawa timur, dikarenakan sangat minimnya jumlah pelaku konservasi alam yang ada di Madura. Bahkan tercatat selama ini di Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Sumenep, hanya ada dua orang saja, yaitu Salaman, KTH Sabuk Hijau Lembung. Dan yang satu di Kabupaten Sumenep tapi sudah tidak aktif.
Nah, seiring dengan berkembangnya waktu dan jaman, maka regenerasi dinilai perlu dilakukan sebagai penerus tonggak estafet konservasi. Bahkan menurut Salaman, kemudian seiring bertambah umur dan kesibukan, juga perlu diperhatikan keberlangsungan kegiatan-kegiatan konservasi alam yang melibatkan masyarakat.
“Maka pihak CDK Sumenep dan Saya berusaha untuk membuat serta prakarsai melalui inisiasi pembentukan kader konservasi alam dengan forum itu,” ungkapnya, Kamis (2/6/2022).
Oleh sebab itu, menurut Salaman, pihak CDK setempat mengundang secara resmi dan khusus orang-orang yang sudah punya jiwa kerelawanan di bidang lingkungan. Yakni diantaranya PKSM Arek Lancor kemudian ada Pembina kelompok pecinta alam. Bahkan juga segenap Ketua KTH di Bumi Gerbang Salam.
“Dengan demikian diharapkan dari mereka-mereka itu muncul generasi dan kader konservasi alam baru,” ujarnya.
Senada dengannya, Dedy Bagus Pramudi Wardana yang merupakan perwakilan dari CDK Wilayah Sumenep, mengharapkan di Madura nanti pada tahun-tahun berikutnya bisa muncul kader konservasi alam baru. Sesuai dengan harapan salaman juga, dengan adanya generasi muda penerus yang paham fungsi dan tugas dari kantor konsultasi alam, maka kerelawanan ini akan optimal di lapangan.
“Lalu diharapkan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem di Madura itu berlangsung terus menerus dan berjalan simultan,” tandasnya.
Sekedar informasi, hadir dalam pertemuan itu, A. Katri Atmodjo, Kepala seksi RLPM CDK Wilayah Sumenep yang didampingi Dedy Bagus PW, analis Konservasi dan Rehabilitasi CDK Wilayah Sumenep. Kemudian juga nampak di tengah mereka, para Penyuluh kehutanan, Penyuluh pengendali ekosistem hutan Balai Besar Sumber Daya Alam wilayah IV Provinsi Jawa timur. Disamping PKSM Arek Lancor, pembina kelompok pecinta alam dan Ketua Kelompok Tani hutan.
“Semua yang hadir dan ada di lokasi berjumlah sekitar 25 orang atau instansi yang semuanya bisa berperan aktif menjaga konservasi alam di Madura, khususnya Bumi Gerbang Salam,” tuturnya.(Yudi)
Comment