AGROBISNISEKONOMIHEADLINENEWSPAMEKASANREGIONAL

Panen Raya Padi Ala WBP Lapas Kelas IIA Pamekasan

×

Panen Raya Padi Ala WBP Lapas Kelas IIA Pamekasan

Sebarkan artikel ini
Panen Raya Padi Ala WBP Lapas Kelas IIA Pamekasan
Panen Raya Padi Ala WBP Lapas Kelas IIA Pamekasan

News Satu, Pamekasan, Kamis 8 April 2021- Setelah berbulan-bulan Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP menyemai benih padi di lahan asimilasi Lapas Kelas IIA Pamekasan Jawa Timur. Kini saatnya, mereka melakukan panen raya padi garapannya, pada Musim Panen tahun 2021 ini.

Warga Binaan berhasil memanen berton-ton padi dilahan garapan yang berada pada area belakang Lapas peninggalan kolonial tersebut. Memang selama ini lahan pertanian itu merupakan lahan sawah tempat konsentrasi WBP menjalankan asimilasi.

Menurut M. Hanafi Kalapas Kelas IIA Pamekasan Jawa Timur, dari panen kali jni mampu memberikan manfaat yang lebih besar. Utamanya dalam peningkatan pembinaan para WBP Asimilasi Lapas yang berada di Bumi Gerbang Salam itu.

Kalapas itu, menyambuat baik dan turut mengapresiasi hasil panen raya padi WBP ini. Sebab benar benar dihasilkan dari kerja keras mereka selama beberapa bulan bercocok tanam.

Menurutnya ini salah satu upaya ketahanan pangan, karena tentu dapat menyumbang upaya bersama mencapai program ketahanan pangan masyarakat. Sehingga ini juga akan membantu pemerintah daerah dalam ketahanan pangan di pelosok nantinya.

“Kami sudah mempunyai program untuk ketahanan pangan ini termasuk cetak sawah baru di belakang lapas ini kita galakan terus menerus dari tahun ke tahun,” ungkapnya pada media, Kamis (8/4/2021) sore.

Selain itu, pihaknya juga membangun berbagai sarana prasarana asimilasi lainnya. Disamping ekstensifikasi, mereka juga menetapkan TPP menambah kuota WBP asimilasi.

“Karena walaupun hasil karya Narapidana masih ada, potensi hasil untuk bisa ditingkatkan tentunya dengan intensifikasi kemudian dengan pengawalan pelatihan nantinya,” imbuhnya.

Pihaknya mempunyai kewajiban pengawalan dalam pelaksanaan tempat asimilasi petanian. Juga sekaligus pendamping asimilasi untuk bercocok tanam petanian.

“Sehingga apapun yang menjadi permasalahan, kendala, atau bahkan jika ada hal yang perlu difasilitasi bisa segera terselesaikan,” pungkasnya. (Yudi)

Comment