Pemkab Pamekasan Bertekad Majukan Wisata Mangrove Lembung, Meski Belum Penuhi Target PAD

Spread the love

News Satu, Pamekasan, Kamis 9 September 2021- Perkembangan pariwisata di Kabupaten Pamekasan Jawa timur masih terpengaruh akibat pandemi, namun terus digenjot. Salahsatunya, seperti yang ada di Eduwisata Mangrove yang berada di Desa Lembung, Kecamatan Galis Bumi Gerbang Salam yang fasilitasnya akan dimutakhirkan dalam waktu dekat.

Semua sesuai komitmen berbagai pihak kedepan untuk kuatkan potensi wisata alam itu agar lebih apik dan bagus. Buktinya, telah dilakukan pertemuan Perjanjian Kerja Sama Perpanjangan yang seharusnya dilakukan pada 30 juni 2021 lalu, dan tertunda pada 8 September 2021 ini, akibat pandemi.

Hadir dalam kesempatan itu, perwakilan Dinas Pemuda Olah raga dan Pariwisata atau Disporapar Pamekasan, pihak Pokdarwis Sabuk Hijau Lembung, dan pihak Perum Perhutani Madura. Dalam paparan Disporapar melalui Kepala Bidang Pariwisata, Poni Indrayani, Dana untuk pembangunan wisata lembung sudah mencapai 1,5 Milyar sebelumnya. Namun, pendapatan asli daerah atau PAD yang diterima dari objek ini, kurang seimbang dan tidak sesuai harapan.

Meski begitu, pihaknya bertekad akan tetap mengembangkan pembangunan wisata mangrove itu kedepan. Namun, sebagai imbasnya yakni adanya kemungkinan untuk menaikan tarif tiket masuk, melalui permohonan perubahan dalam Perda terkait nantinya.

Menanggapi paparan dari Disporapar itu, Slaman Perwakilan Pokdarwis Sabuk Hijau Lembung mengatakan, terkait pendapatan kurang imbang banyak faktor dan banyak hal yang memang harus dibenahi kedepan. Salahsatunya, faktor pandemi sehingga pengunjung sepi dan ditambah pemberlakuan PPKM darurat. Disamping tarif tiket masuk yang terlalu rendah saat ini.

“Banyak hal juga, penyediaan sarana pengunjung kurang maksimal contoh hanya 5 gasibu, kurang lebih hanya 200 m trek/ jalan layang, sehingga jauh dari harapan pengunjung untuk menikmati suasana,” ungkapnya, Kamis (9/9/2021).

Namun dibalik semua itu, pihaknya juga kerap menerima apresiasi dari para pengunjung dengan sering mendengar kesan antusias dalam penyajian wisata alam tersebut. Salah satu pengunjung menuturkan padanya, suasananya asyik dan sudah bagus. Namun tempat duduk kurang, tempat selfi, wahana belum ada termasuk treknya kurang panjang, selain tempat kuliner juga belum ada.

“Jadi yang saya maksudkan ada banyak hal yang mempengaruhi, sehingga pendapatan dari wisata mangrove masih rendah,” tukasnya.

Disinggung terkait adanya kenaikan tarif tiket, Slaman sepakat dengan catatan sarana bisa ditambah. Mengingat berbagai kesan dan respon pengunjung yang selama ini diterima Pokdarwis setempat.

“Logikanya naikkan harga karcis tapi sarana masih tetap malah menurut saya tambah macet. karena ga imbang harga jasa wisata yang dijual dengan penyediaan sarana yang ada, jadi ketika karcis naik harus diimbangi sarana yang memuaskan,” tuturnya.

Kemudian, dalam kesempatan yang sama juga, pihak Perum Perhutani juga diterangkannya, singgung soal asuransi pengunjung sebesar Rp 500/orang. Tapi akan dikenakan pada ketiga pihak pengadaanya diantaranya Perhutani, Pokdarwis, Disporapar, yang semua setuju dan sepakat untuk kenyamanan pengunjung.

“Saya juga menanggapi dari Bidang prawisata atas keberlanjutan pembangunan wisata mangrove, saya ucapkan terimakasih kerjasama yang baik dari Pihak Pemkab. Namun saya juga berharap dalam menentukan rekanan terkait pekerjaan pembangunan itu, betul-betul rekanan yang profesional,” tegasnya.(Yudi)

Komentar