HEADLINEMTQNEWSPAMEKASANPEMERINTAH DESAPEMERINTAHANREGIONAL

Sepatu Batik Desa Tematik Poto’an Daya, Akan Dikenalkan di Pameran UMKM MTQ Jatim

×

Sepatu Batik Desa Tematik Poto’an Daya, Akan Dikenalkan di Pameran UMKM MTQ Jatim

Sebarkan artikel ini
Sepatu Batik Desa Tematik Poto'an Daya, Akan Dikenalkan di Pameran UMKM MTQ Jatim
Sepatu Batik Desa Tematik Poto'an Daya, Akan Dikenalkan di Pameran UMKM MTQ Jatim

News Satu, Pamekasan, Selasa 2 November 2021- Berawal dari pelatihan Wira Usaha Baru (WUB) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan Jawa timur, Pemerintah Desa Poto’an Daya kecamatan Palengaan inisiasi produksi Sepatu Batik. Bahkan diajang MTQ ke XXIX Provinsi Jawa timur kali ini akan dikenalkan pada khalayak di Pameran UMKM yang akan digelar selama perhelatan tersebut.

Menurut Kepala Desa Poto’an Daya, Mohammad Rofiuddin, setelah masa pelatihan pembuatan sepatu sekitar dua bulan lalu, pihaknya kemudian memutar otak agar sepatu yang dihasilkan menjadi ikon dan menarik bagi kalangan muda, dan berkearifan lokal. Atas motivasi itulah dia mengorbankan baju batiknya untuk dijadikan bahan percobaan pembuatan sepatu batik untuk pertama kalinya.

Tak ayal, setelah jadi berupa sepatu maka menghasilkan dua pasang sepatu batik yang kemudian dipakainya bersama sang istri untuk keseharian. Tak dinyana, ternyata banyak orang yang tertarik dan kagum atas kreasi WUB Desa tersebut, tak terkecuali juga Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.

“Bahkan bapak Bupati langsung kirimkan bahan batik khas berbaurnya untuk dijadikan bahan sepatu. Alhamdulillah jadi 4 pasang sepatu batik saat itu, dan beliau kagum akan kwalitasnya,” ujarnya, Selasa (2/11/2021).

Kini, dengan adanya MTQ Jatim di kabupaten Pamekasan pihaknya merasa bangga dan seolah memiliki angin segar untuk mengenalkan produk unggulan itu ke khalayak. Terutama pada rombongan Ribuan kafilah dari kabupaten dan kota, peserta MTQ se jatim yang akan hadir. Juga bersama produk UMKM dan WUB Pamekasan lainnya yang selama ini sempat terhambat akibat pandemi Covid-19.

“Ini merupakan pasar yang bagus untuk mengenal produk WUB secara langsung. Pasalnya setelah berproduksi tentu harus dipasarkan oleh kita, dengan adanya MTQ jelas ini peluang besar kenalkan, paparkan dan jaring pembeli dari berbagai kota/kabupaten,” terangnya.

Baginya, program WUB itu bukan hanya soal pelatihan dan produksi saja, namun juga harus bisa berpikiran terbuka soal pemasaran produk dan keberlanjutan pemasaran yang kolaboratif. Artinya, semua harus komperhensif dan berkesinambungan sehingga produk yang dihasilkan akan langsung terjual dan terdistribusi dengan cepat dan tepat.

“Harus ada pola kolaboratif dalam Produksi dan pemasaran produk di lapangan. Jadi hasil WUB yang dihasilkan akan jelas jalur distribusi dan pasarnya sehingga akan berlangsung dengan baik program tersebut,” terangnya.

Selain itu, Rofiuddin, juga menginginkan adanya keselarasan pasar dalam pola kolaboratif tersebut. Semisal ada produk WUB yang menghasilkan baju batik atau pesta, lalu juga ini bisa dikolaborasikan dengan pernak pernik lainnya yang bisa dihasilkan oleh WUB Pamekasan lainnya juga, seperti Sepatu Batik dan Masker batik dengan corak serupa.

“Sehingga, WUB Pamekasan yang memproduksi produk-produk tersebut bisa maju bersama dalam satu pasar yang sama, tanpa merasa tersaingi. Kan, dengan begitu juga bisa mengangkat nilai jual dari barang tersebut juga nantinya,” tukasnya.

Terakhir dalam benaknya juga mengharap ada pola sentralistik WUB di Pamekasan agar terarah dan menjadi ikon daerah. Seperti pembuatan sentra batik di daerah mana, Kemudian sentra sepatu di kawasan mana, dan sentra olahan makanan di wilayah mana. Dengan begitu akan terfokus produksinya, dan wujud desa tematik lebih nyata dikenal masyarakat terutama potensinya.(Yudi)

Comment