News Satu, Pamekasan, Kamis 7 Juli 2022- Pemerintah Provinsi Jatim melalui Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan atau Bakorwil menguatkan upaya pengelolaan mangrove berkelanjutan di Madura. Itu sebagai salah satu upaya untuk menjaga ekosistem mangrove agar tidak mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh ketidaktahuan cara pengelolaannya.
Nah, pada kesempatan kali ini, pihak Bakorwil di Pamekasan mengundang berbagai pihak dan pemangku kepentingan terkait hal ini untuk berkumpul dan satukan visi kerja bersama Kepala UPT Perbenihan Tanaman Hutan, Sapto Yuwono yang wakili kasie sertifikasi tanaman hutan irena aldinoveri, dan tim yang hadir di ruang pertemuan Bakorwil setempat selama sehari pada Rabu ini.
Bahkan secara gamblang Sapto menyampaikan bahwa dengan dukungan berbagai pihak untuk menjaga potensi bibit mangrove yang luar biasa di Madura. Maka, diharapkan kegiatan rehabilitasi pesisir di Madura ke depan dapat dipenuhi secara mandiri oleh masyarakat.
“Tentunya nanti bisa dilakukan dengan stok bibit yang berkualitas yang diawali dengan kegiatan sertifikasi bibit mangrove,” ujarnya.
Dalam pandangan dia, kedepan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing akan lebih penting keberadaannya. Serta didukung dengan adanya bibit mangrove yang bersertifikat maka akan dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengelolaan ekosistem mangrove di wilayah Madura.
“Dengan difasilitasi oleh Bakorwil Pamekasan, UPT Perbenihan Tanaman Hutan bisa melakukan Sosialiasi Pengelolaan Pesisir dan Sertifikasi Bibit Mangrove di Madura,” terangnya.
Tak ayal jika kegiatan guyub bersinergi itu dilaksanakan khusus di Gedung Bakorwil Pamekasan. Bahkan dengan narasumber yang berkompeten, antara lain, Tim UPT Perbenihan Tanaman Hutan Surabaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Jawa Timur, dan Gakkum KLHK setempat.
“Pertemuan itu selain dihadiri oleh instansi Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan setempat, juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat se Madura antara lain Pokmaswas, Kelompok Tani Hutan serta para pegiat lingkungan,” tandasnya.
Mereka yaitu seperti KPMM (Kelompok Peduli Mangrove Madura) dan Oisca Madura, yang secara keseluruhan berjumlah 50 orang. Maka dengan berkumpulnya semua kalangan dan elemen masyarakat yang peduli pada mangrove tersebut maka program budidaya dan pelestarian lingkungan pesisir akan lebih efektif dan cepat di masa depan.(Yudi)
Comment