News Satu, Pamekasan, Rabu 23 Agustus 2020- Memberikan bekal dan keahlian pada Warga Binaan Pemasyarakatan WBP rupanya bukan isapan jempol Lapas Kelas IIA Pamekasan, Jawa Timur. Bekal kemandirian para mantan WBP ini rupanya menjadi perhatian serius dari pihak pemasyarakatan di bawah kemenkumham RI ini.
Buktinya, Lapas Kelas IIA Pamekasan dan SMK Negeri 3 Pamekasan melakukan pelatihan pembuatan roti untuk WBP. Perjanjian kerja sama ini dilaksanakan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta motivasi warga binaan pemasyarakatan dalam mengenali potensi dirinya sendiri. Terutama selama menjalani pembinaan di Lapas Kelas IIA Pamekasan.
Pelatihan ini dihadiri oleh Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, M. hanafi dan Kepala SMKN 3 Pamekasan Drs. Miftahol, M.Pd. hadir pula tim fasilitator Sri Utami, S. Pd dan Emi Andajani, A.Md.Pd., serta Pejabat Struktural eselon IV dan V dan Pegawai Lapas Kelas IIA Pamekasan.
Dalam laporannya, Ketua Panitia dr. Kristianto berharap agar perjanjian kerjasama ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai pelatihan-pelatihan untuk bidang yang lain.
Kepala SMKN 3 Pamekasan, Miftahol menyampaikan bahwa pihaknya memiliki beberapa program pendidikan. Itu, antara lain jurusan Tata Boga, Tata Busana, Multimedia (Sablon Digital), Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, dan keahlian bidang Perhotelan.
“Selanjutnya, juga akan siap memberikan pelatihan-pelatihan di bidang tersebut,” katanya, Rabu (23/9/2020).
Senada dengannya, Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan M. Hanafi menyampaikan, bahwa pelatihan pada 35 orang ini akan bermanfaat untuk menyiapkan bekal kemandirian WBP. Khususnya, menuju kehidupan pasca bebas dari Lapas Kelas IIA Pamekasan.
“Jadi kepada seluruh WBP, peserta pelatihan untuk bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan yang diberikan agar memetik manfaatnya,” ujarnya.
Melalui momentum Penandatangan Kerja Sama antara Lapas Kelas IIA Pamekasan dan SMKN 3 Pamekasan ini, pihaknya merasa terbantu dalam membentuk jiwa positif para warga binaan. Sebab, selama di dalam pemasyarakatan ruang gerak mereka terbatas. Oleh karenanya, berbagai kegiatan seperti ini menjadi wadah mengasah kemampuan dan keterampilan untuk bekal nanti di masyarakat.
“WBP membutuhkan motivasi dan ruang untuk inspirasi, sehingga ketika bebas akan berjalan di arah yang benar dan bisa mengoptimalkan diri untuk berkarya positif,” tutupnya. (Yudi)
Comment