News Satu, Pamekasan, Jumat 9 Oktober 2020- Ratusan perwakilan badan otonom Nahdlatul Ulama dan massa yang mengatasnamakan umat Nahdliyyin kembali turun jalan. Mereka terdiri, GP Ansor, Banser, IPPNU, Muslimat NU, Fatayat NU, PMII dan massa simpatisan lainnya yang berjubel mengepung dari 2 arah. Yakni, untuk Jamaah Pria dari jalan Jokotole, sedang Jamaah Perempuan dari arah Jalan Stadion menuju Mapolres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat (9/10/2020) Siang.
Aksi damai kali ini, diawali dengan istighosah yang dipimpin oleh KH. Hasan Muntaha, dengan diikuti seluruh massa dengan duduk bersila. Ini, upaya lanjutan menagih janji pihak kepolisian dan beri dukungan moral dalam mengungkap pemilik akun Facebook atau FB penyebar Hate Speech di akun “MI” lalu. Sebab, dinilai belum ada kejelasan dan informasi perkembangan yang berarti pasca aksi pertama, awal pekan lalu.
Sebelumnya, pihaknya memberi jangka waktu 3 hari untuk proses hukum terhadap pemilik akun Facebook MI. Bahkan ‘Muhammad Izzul’ harus segera ditangkap dan disidik sebagai tersangka. Sebagai konsekwensinya, mereka buktikan dan pastikan datang lagi dengan massa NU yang lebih besar, Jumat siang ini.
Ultimatum ini bukan tanpa alasannya, sebab Pihaknya percaya dan meyakini, kepolisian mampu menangkap pelaku dalam jangka waktu singkat. Sebab, Polisi saat ini dibekali peralatan canggih dalam pengungkapan Cyber Crime. Bahkan para Operator IT nya sudah memadai melayak secara digital kasus tak terpuji ini.
Orator perwakilan massa Nahdlatul Ulama Nadi Mulyadi, juga menegaskan bahwa jangka waktu 3 hari itu, sudah lewat. Karenanya, mereka berhak menanyakan kembali perkembangan kasus ujaran kebencian itu.
“Segera ungkap pelaku ujaran kebencian tersebut. Sebab telah menyebutkan KH. Taufik Hasyim, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, sebagai simpatisan Partai Komunis Pamekasan (PKI) di sosmed,” teriaknya.
Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa MI bukan hanya melecehkan Ponpes Bustanul Ulum Sumber Anom, Angsanah, Kecamatan Palengaan, Pamekasan. Parahnya, lebih melecehkan Nahdlatul Ulama atau NU secara umum, sebab Kyai Taufik Hasyim merupakan tokoh panutan NU Bumi Gerbang Salam.
Sementara itu, Kapolres Pamekasan, AKBP. Apip Ginanjar bersama Dandim 0826 Letkol Tejo Baskoro, yang hadir ditengah-tengah pendemo, menerima kedatangan massa dengan suasana sejuk dan turut duduk bersila. Bahkan memberi informasi terkini soal mengungkapkan kasus berbasis sosmed itu.
Sebelumnya, pihaknya juga mengaku, telah mengerahkan tim spesialis untuk menyelidiki. Untuk kemudian telah resmi, melaporkan perkembangan kasus hate speech tersebut ke Kapolda Jawa Timur.
“Kami kerahkan tim dan sumber daya penyidik. semua proses telah berjalan. Jadi, mohon apabila memang ada informasi lain sebagainya, sampaikan kepada kami,” tegasnya. (Yudi)
Comment