Probolinggo, News Satu- Cuaca ekstrem yang melanda perairan Probolinggo, Jawa Timur, membuat nelayan enggan melaut akibat gelombang tinggi dan angin kencang.
Akibatnya, pasokan ikan laut ke pasar menurun drastis, berdampak pada pedagang ikan asap yang mulai kesulitan mendapatkan bahan dagangan.
Hasanudin (40), seorang nelayan asal Kelurahan Mayangan, mengaku sudah sepekan tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
“Libur dulu, Mas. Sementara cari kerja lain di darat, yang penting halal,” ujarnya, Senin (10/2/2025).
Kesulitan juga dirasakan Ahmad, pedagang ikan asap di Jalan Ungup-Ungup, Kanigaran. Ia mengeluhkan pasokan ikan laut yang semakin menipis.
“Stok mulai berkurang, kemungkinan karena nelayan banyak yang tidak melaut. Padahal, sebentar lagi Ramadan, biasanya banyak pembeli mencari ikan asap untuk berbuka,” tandasnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Probolinggo, Hadi, membenarkan bahwa cuaca buruk berdampak langsung pada stok ikan di pasar.
“Benar, banyak nelayan tidak melaut sehingga pasokan ikan berkurang dan pedagang ikan asap ikut terdampak,” pungkasnya.
Meski harga ikan asap saat ini masih stabil, kelangkaan pasokan berpotensi memicu kenaikan harga dalam waktu dekat. Saat ini, harga ikan pepe (wader) dijual Rp5.000 per ekor, ikan penggol (kakap putih) Rp7.000, dan ikan bulus (selendang) Rp10.000.
Para pedagang berharap kondisi ini segera membaik sebelum Ramadan tiba. Jika cuaca buruk terus berlanjut, lonjakan harga ikan asap tidak bisa dihindari, yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat serta keberlangsungan usaha kuliner khas Probolinggo. (Bambang)
Comment