News Satu, Probolinggo, Selasa 30 Juli 2024- Kerapan Sapi Brujul, tradisi unik masyarakat Kota Probolinggo, Jawa Timur, kembali mencuri perhatian dunia internasional. Tidak hanya menjadi perhelatan budaya yang menarik, acara ini juga berhasil mendongkrak sektor ekonomi lokal, terutama perhotelan dan pariwisata.
Lapangan Kerapan Sapi Brujul di Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, dipenuhi oleh sekitar 220 fotografer dari 23 negara yang tergabung dalam komunitas Photography Society of America (PSA). Kedatangan mereka tidak hanya untuk mengabadikan momen, tetapi juga untuk menikmati keunikan tradisi yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sejak 2019.
Acara dibuka dengan pelepasan 1.500 merpati oleh Pj. Wali Kota Probolinggo, Nurkholis, yang didampingi oleh Asisten Administrasi Pemerintahan, Madihah, dan Kepala Dispopar, Rahmadeta Antariksa. Perlombaan ini memperlihatkan puluhan joki memacu sapi mereka di sepanjang lintasan berlumpur sejauh 200 meter, memberikan pemandangan spektakuler yang memikat para fotografer dan penonton.
“Saat ini kita kedatangan sekitar 220 fotografer yang tergabung dalam Photography Society of America (PSA), baik dari dalam maupun luar negeri. Hasil foto mereka akan sangat membantu promosi wisata Kota Probolinggo di kancah dunia,” ujar Nurkholis, Selasa (30/7/2024).
Menurut Kepala Dispopar, Rahmadeta Antariksa, kehadiran fotografer internasional ini membawa dampak signifikan bagi ekonomi lokal.
“Dengan adanya tamu sejumlah 220 orang, okupansi hotel di Kota Probolinggo penuh. Ini menunjukkan potensi besar event budaya dalam mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi,” ungkapnya.
Hendra, seorang fotografer PSA asal Surabaya, menyatakan antusiasmenya, Kota Probolinggo cantik, sejuk, dan sangat welcome. Budaya agraris dengan Kerapan sapi di areal pertanian berlumpur ini sangat unik.
“Setiap daerah punya keunikan sendiri,” tandasnya.
Dengan memasukkan Kerapan Sapi Brujul ke dalam kalender tahunan destinasi wisata, Pemerintah Kota Probolinggo berharap dapat terus meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Event ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Festival Kerapan Sapi Brujul bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebuah ikon budaya yang mampu menghubungkan Probolinggo dengan dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. (Bambang)
Comment