News Satu, Probolinggo, Minggu 14 Juli 2024- Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis, turun langsung memantau perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dalam kunjungannya ke Posko PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo, Nurkholis memastikan anak-anak dari keluarga tidak mampu mendapatkan prioritas masuk ke sekolah negeri.
“Informasi dari Kadisdikbud, kuota jalur afirmasi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) masih belum terpenuhi. Maka saya minta dialihkan kuota tersebut bagi anak tidak mampu, dengan harapan mereka bisa sekolah negeri. Bagi yang mampu jika tidak diterima di sekolah negeri masih bisa di sekolah swasta, namun bagi yang tidak mampu kasihan jika mereka tidak diakomodir dan diperhatikan oleh pemerintah,” ujarnya, Minggu (14/7/2024).
Nurkholis memberikan contoh kasus Muhammad Rizky, seorang anak yatim dari SDN Kebonsari Kulon 3 yang sempat telat mendaftar sekolah. Rizky diantarkan tetangganya ke posko pengaduan Disdikbud karena tidak memiliki handphone untuk mengikuti perkembangan PPDB.
“Anak seperti Rizky harus kita bantu agar bisa masuk sekolah negeri,” imbuhnya.
Dengan jalur afirmasi, Rizky akhirnya diterima di SMPN 5. “Terima kasih Pak Wali Kota sudah membantu, akhirnya saya bisa sekolah. Saya bercita-cita ingin menjadi tentara,” kata Rizky sambil tersenyum.
Nurkholis menambahkan, jumlah sekolah SMP negeri di Probolinggo terbatas dibandingkan dengan jumlah lulusan setiap tahunnya. Meski ada wacana untuk menambah sekolah baru, hal ini terkendala oleh anggaran.
“Lahan aset masih bisa dicarikan, namun anggaran untuk membangun sekolah baru belum tersedia. Semoga wali kota berikutnya bisa mewujudkan wacana ini,” harapnya.
Sementaran, Kadisdikbud Siti Romlah menjelaskan bahwa jalur afirmasi dibagi menjadi dua, yaitu untuk ABK dan anak tidak mampu secara ekonomi. Pendaftaran tahap pertama untuk anak tidak mampu sudah terpenuhi sebesar 20%, namun kuota untuk ABK masih tersedia dan dialihkan untuk anak tidak mampu.
“Sebanyak 214 anak tidak mampu sudah diterima pada pendaftaran tahap pertama. Sebelumnya, kami telah mendata 840 anak dari keluarga tidak mampu. Setelah melalui proses zonasi dan afirmasi, masih ada 239 anak yang belum tercover,” jelas Romlah.
Ia berharap masyarakat memahami bahwa jumlah sekolah negeri terbatas sehingga tidak semua lulusan dapat tertampung. Solusinya adalah masuk ke sekolah swasta yang ada di kota.
“Pelaksanaan PPDB secara umum berjalan lancar. Jika ada masyarakat yang membutuhkan informasi atau merasa tidak puas, posko PPDB masih dibuka hingga minggu depan,” tutupnya. (Bambang)