News Satu, Sumenep, Rabu 13 April 2022- Upaya Mahasiswa mengajak DPRD Sumenep agar bersepakat dalam menolak kenaikan harga BBM jenis pertamax, menolak kenaikan PPN, dan menolak kenaikan harga minyak goreng beserta sembako lainnya, hingga kini belum mendapat respon dari DPRD Sumenep.
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Sumenep itu telah melangsungkan demonstrasi sebanyak 3 kali di gedung DPRD Sumenep, guna menyampaikan aspirasi kepada DPRD Sumenep. Namun, belum ada tanggapan serius dari DPRD Sumenep untuk bersepakat memenuhi beberapa hal yang menjadi tuntutan mahasiswa.
Pertama kalinya, pada tanggal 5 April 2022, BEM Sumenep mendatangi gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasinya, namun tidak ditemui oleh unsur pimpinan dewan.
Dilanjut dengan aksi kedua, pada 7 April 2022 malam. Aliansi BEM Sumenep melakukan aksi ritual membakar lilin sebanyak 50 lilin di gedung DPRD Sumenep dengan tujuan untuk mengetuk hati para wakil rakyat. Tetapi, masih belum berbuah hasil yang baik.
Setelah itu, pada 11 April 2022, mahasiswa melakukan aksi demo besar-besaran di gedung DPRD Sumenep dengan tuntutan dan harapan yang sama seperti aksi sebelumnya. Tetap saja, berbanding terbalik dengan keinginan mahasiswa.
“Kami sudah tidak tahu lagi, harus dengan cara apa kami mengetuk nurani wakil rakyat untuk bisa melihat dan mendengar tangisan rakyat, dan bersepakat menolak kenaikan harga BBM jenis Pertamax, minyak goreng dan bahan pokok lainnya,” kata Koordinator Aliansi BEM Sumenep, Nur Hayat, Rabu (13/4/2022).
Hayat mengaku tidak akan berhenti berjuang untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Sembari menyampaikan petikan kata ‘Soe Hok Gie’ yang mendorong semangatnya untuk terus menyuarakan kebenaran.
“Sebab kata Soe Hok Gie, ‘membiarkan kesalahan adalah kejahatan’. Jadi kami tidak akan diam sebelum jeritan rakyat benar-benar didengarkan,” tegasnya.(Zalwi)
Comment