News Satu, Sumenep, Senin 25 Februari 2019- Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Buayro Karim menyebut, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan adalah satu cara efektif untuk mencegah perkawinan anak. Pasalnya, anak-anak yang menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi relatif tidak memikirkan untuk menikah di usia dini, sebab mereka sibuk dengan aktivitas di dunia pendidikannya, sehingga menunda menikah di usia anak-anak.
“Jika anak-anak terus melanjutkan pendidikan dari SMA ke perguruan tinggi, tentu perkawinan anak akan dapat diminimalisir, karena mereka alan fokus ke pendidikan demi masa depannya,” kata Bupati, Senin (25/2/2019).
Oleh sebab itu, orang tua tidak perlu resah jika anak-anak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apalagi saat ini di Kabupaten Sumenep perguruan tinggi beragam pilihan, mulai dari perguruan tinggi umum hingga di Pondok Pesantren.
“Jadi, anak-anak tidak harus kuliah ke luar daerah, sebab mereka bisa kuliah di Sumenep. Dengan banyaknya perguruan tinggi itu, pada akhirnya akan menekan perkawinan anak,” imbuh suami Nurfitriana ini.
Sementara untuk pernikahan dini karena faktor lainnya, seperti kemiskinan, yang perlu dilakukan penguatan pemberdayaan ekonomi masyarakat supaya perekonomiannya meningkat. Dan untuk itu, Pemerintah Daerah mempunyai program mencetak wirausahawan muda.
“Kami setiap tahun menyeleksi anak-anak muda untuk mengikuti program wirausahawan muda sesuai bakat dan keahliannya. Semoga program itu bermanfaat bagi masyarakat Sumenep, agar kesejahteraannya meningkat,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya butuh dukungan semua pihak, baik lembaga kemasyarakatan dan keagamaan, organisasi pemerintah dan semua pihak untuk menyukseskan program pencegahan pernikahan anak di Kabupaten Sumenep.
“Tentu saja mengubah tradisi perkawinan anak sangat sulit dan membutuhkan pendekatan-pendekatan persuasif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya harapkan peran aktif semua pihak untuk menekan perkawinan anak di Sumenep,” pungkasnya. (Nay)