News Satu, Sumenep, Selasa 2 Januari 2024- Pada Tahun 2023 kasus Demam Berdarah Dengu (DBD) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencapai 268 kasus. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022 yang angkanya mencapai 210 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit P2P, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sumenep Achmad Syamsuri mengatakan, kasus DBD pada tahun 2023 ini, memang mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 dan 2022.
“Pada tahun 2022 ada 210 kasusDBD, dan tahun 2021 ada 129 kasus DBD,” katanya, Selasa (2/1/2024).
Ia menyatakan, jumlah kasus DBD tertinggi di Kabupaten Sumenep, terjadi pada tahun 2019 yang mencapai 369 kasus. Namun pada tahun 2020 mengalami penurunan, yakni hanya 129 kasus, dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2021 yang mencapai 160 kasus.
“Tingginya kasus DBD pada tahun 2023 ini, karena terjadi perubahan iklim secara ekstrem sebuah fenomena kibat El Nino,” ungkapanya.
Lebih lanjut Syamsuri menjelaskan, suhu panas yang dibawa oleh El Nino bisa membuat nyamuk semakin ganas.
“Karena pada musim panas, musim bertelur pada nyamuk mencapai puncaknya . Suhu yang hangat membuat siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat. Akibatnya, akan banyak telur yang menetas, sehingga kasus demam berdarah meningkat pesat ,” tandasnya.
Ia menambahkan, dari 268 kasus DBD didaerah tersebut, tertinggi di Kecamatan Kalinget, Kecamatan Legung, Kecamatan Bluto dan Kecamatan Saronggi.
Namun, dirinya mengaku telah rutin melakukan sosialisasi kepada Masyarakat agar selalu melakukan kebersihan dilingkungan rumah.
“Bentuk upaya pencegahan lainnya yang dapat dilakukan di antaranya dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela, meletakkan pakaian kotor dalam wadah yang tertutup, hingga menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan udara yang sulit dibersihkan,” pungkasnya. (Robet)