News Satu, Sumenep, Kamis 12 Maret 2020- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Front Pejuang Masyarakat Jawa Timur (FPMJT) gelar aksi solidaritas di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dalam aksinya tersebut FPMJT ingin menyampaikan aspirasi masyarakat terkait nasib para petani padi di Kabupaten Sumenep akibat dampak dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan paket sembako.
Dalam audiensinya, Ketua FPMJT Bambang Supratman menyampaikan, Program BPNT memang sangat membantu kebutuhan sembako bagi masyarakat tiap bulannya, namun disisilain hal tersebut menyebabkan kegalauan bagi masyarakat petani padi di Kabupaten Sumenep.
“Para petani padi dalam setiap tahun sekitar kurang lebih 25.000 Ha menanam padi”, ujar Bambang Supratman ketua FPMJT sekaligus Korlap aksi, Kamis (12/3/2020).
Produktifitasnya, lanjut Bambang, sekitar 7 ton per Ha. Sehingga petani padi di Sumenep mampu memproduksi padi sekitar 175.000 ton.
“Petani mampu menanam padi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun, sehingga kalau dihitung hasil panen dalam satu tahun sekitar 525.000.000 ton”, bebernya.
Bambang menambahkan, apabila beras yang diberikan pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) adalah beras yang bermerk dengan kwalitas peremium, lantas entah seperti apa nasib beras hasil para petani di Sumenep.
“Kalau demikian yang diuntungkan pengusaha luar, sementara para petani padi di Sumenep menjerit”, katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep Moh. Iksan menyampaikan, kalau mau menggunakan beras petani silahkan, justru itu akan membantu perputaran ekonomi masyarakat lebih baik.
“Asal kwalitasnya benar-benar terjamin”, ujar Kadinsos Sumenep Moh. Iksan.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Sumenep H. Subaidi mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi, dan ini ini memang menjadi prioritas kami karena bersangkutan dengan nasib rakyat.
“Nanti akan kami carikan solusi tidak hanya di program BPNT saja, melainkan kami juga berusaha untuk penyediaan lumbung pangan melalui Dinas Ketahanan Pangan Sumenep,” paparnya pada awak media usai audiensi.
Sementara terkait permintaan LSM FPMJT tentang penyaluran Program Sembako pada KPM agar menggunakan beras hasil petani, dia menjelaskan bahwa, akan mempetimbangkan atas inisiatif tersebut, karena kata Subaidi, untuk realisasi progran tersebut ada peraturan yang harus diikuti, temasuk kualitas beras dan suplayernya.
“Inisiatif itu saya setuju, tapi kami butuh waktu untuk berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait,” tandasnya. (Hasan)