HEADLINEJATIMMADURANEWSNEWS SATUPEMERINTAHANREGIONALSUMENEP

Ketua DPRD Sumenep Tolak Mobil Dinas Rp2,7 Miliar, Pilih Naik Avanza Demi Rakyat

×

Ketua DPRD Sumenep Tolak Mobil Dinas Rp2,7 Miliar, Pilih Naik Avanza Demi Rakyat

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Sumenep Tolak Mobil Dinas Rp2,7 Miliar, Pilih Naik Avanza Demi Rakyat
Ketua DPRD Sumenep Tolak Mobil Dinas Rp2,7 Miliar, Pilih Naik Avanza Demi Rakyat

Sumenep, News Satu- Di tengah sorotan publik terhadap gaya hidup pejabat, Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, H. Zainal Arifin, mengambil langkah mengejutkan dengan menolak fasilitas mobil dinas yang disiapkan pemerintah daerah.

Padahal, anggaran sebesar Rp2,7 miliar telah dialokasikan untuk pembelian tiga unit Toyota Innova Zenix tipe V bagi unsur pimpinan DPRD.

“Saya lebih nyaman pakai mobil pribadi. Saya punya Avanza dan Xenia, cukup untuk kerja. Kalau boleh memilih, saya lebih baik tanpa mobil dinas,” tegas H. Zainal kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

Penolakan ini bukan sekadar simbolik. Zainal menilai, di tengah kondisi keuangan daerah yang perlu efisiensi, anggaran miliaran rupiah itu lebih baik dialihkan untuk kepentingan langsung masyarakat.

“Anggarannya memang sudah disiapkan jauh hari. Tapi kami ingin anggaran itu dialihkan ke sektor yang lebih dibutuhkan rakyat, seperti pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur desa,” ujar Politisi PDI Perjuangan ini.

Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan bahwa para pimpinan DPRD sempat bersepakat untuk tidak menggunakan mobil dinas demi memberikan teladan dan empati kepada masyarakat. Ia juga menyoroti bahwa penggunaan mobil dinas justru menghilangkan hak atas tunjangan transportasi, yang nilainya tidak kecil.

“Kalau pakai mobil dinas, kami tidak dapat uang transportasi. Biaya operasional pun tetap dipotong. Jadi bukan gratis. Sekalian saja saya tidak usah pakai,” tambahnya.

Zainal kini tengah menyiapkan surat resmi penolakan kepada Bupati Sumenep sebagai bentuk komitmen. Ia ingin menunjukkan bahwa pejabat tidak harus identik dengan kemewahan fasilitas.

“Masyarakat butuh bukti, bukan sekadar citra. Kalau sampai akhir jabatan saya tidak pakai mobil dinas, saya bersyukur. Biar publik tahu, tidak semua pejabat haus fasilitas,” tandasnya.

Langkah Zainal dinilai langka di tengah kultur birokrasi yang masih akrab dengan fasilitas negara. Warganet dan masyarakat akar rumput memberikan respons positif atas sikap ini, menyebutnya sebagai contoh nyata pemimpin yang merakyat dan peka terhadap kondisi sosial. (Robet)

Comment