Untuk menampilkan simulasi-simulasi materi pelajaran digunakan teknologi website. Simulasi materi pelajaran dibuat oleh pendidik dengan bantuan developer atau programmer website. Di dalam teknologi simulasi digital, suatu materi pelajaran disampaikan secara detail dan biasanya interaktif.
“Dengan cara ini diharapkan murid bisa lebih tertarik untuk belajar dan mempelajari segala sesuatu dengan lebih mudah,” tukasnya.
Teknologi website juga dimanfaatkan untuk membangun sistem keterbukaan laporan keuangan lembaga-lembaga Pendidikan pemerintah agar masyarakat luas dapat turut menilai. Namun, hal itu dibutuhkan biaya yang besar untuk membangun sebuah sistem berbasis teknologi yang komprehensif dan merata ke seluruh wilayah.
Selain itu pula, tantangannya adalah dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pendidik yang harus menguasai perkembangan teknologi, dibutuhkan juga developer atau programmer-programmer yang handal.
“Yang tidak kalah penting adalah peningkatan mental dan moral pejabat dan seluruh elemen dalam Pendidikan untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi,” tuturnya.
Perlengkapan teknologi yang lengkap, terkini dan mutakhir adalah salah satu faktor penunjang utama untuk membangun sistem Pendidikan berbasis teknologi. Akan tetapi, Kepala Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep, Drs. Bambang Iriyanto, M.Si, yang baru dilantik pada tanggal 25 April 2019 pekan lalu optimis Sumenep mampu menerapkan Pendidikan Berbasis IT dan Ahklakul Karimah.
“Langkah langkah yang harus dilakukan untuk menguatkan pendidikan yang berbasis IT diantaranya harus melakukan upaya-upaya mengajarkan pendidikan agama, sehingga dekadensi yang sebelumnya turun akan mengalami progres yang baik,” ucapnya.
Bambang, juga menegaskan budaya lokal juga harus tetap di jaga dengan kuat, sebab budaya lokal sendiri mampu membendung dampak adanya kecanggihan IT. Selain itu juga dikuatkan dengan akhlakul karimah atau etika yang baik.
“Kita bisa berpikir kemajuan IT tapi ketika mereka punya akhlakul yang baik, insya Allah bisa memilih dan memilah terhadap kepentingan itu sendiri,” katanya.
Ia menambahkan, pendidikan tidak hanya cukup di sekolah, karena sekolah hanya sebuah sarana untuk mendapatkan pendidikan. Selain guru, orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk krakter anak. Dengan mendidik anak tersebut sesuai dengan etika dan tatakrama, kehidupan sosial, saling menghormati, sehingga akhirnya terbentuklah karakter yang baik.
“Peran utama pendidikan anak adalah orang tua sebagai penggerak, untuk membentuk karakter anak yang berlandaskan ilmu agama dan berakhlakul karimah,” pungkasnya. (Nay)
Comment