News Satu, Sumenep, Selasa 11 Desember 2022- Puluhan massa yang tergabung dalam organisasi pemuda Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STKIP PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendatangi kantor Dinas Pendidikan Sumenep dalam melakukan aksi demonstrasi, Selasa (11/1/2022).
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menuntut kepala Dinas Pendidikan Sumenep yang beberapa hari yang lalu dilantik, supaya segera menyelesaikan beberapa persoalan yang terjadi di dinas pendidikan maupun tenaga pendidiknya. Baik persoalan yang terjadi di wilayah daratan maupun kepulauan.
Nur Hayat, selaku korlap aksi, meminta komitmen kepala dinas pendidikan yang baru agar berkomitmet secara visi dan misi. Serta menjadikan pendidikan di Sumenep menjadi lebih baik dan bernilai.
“Kita hanya ingin komitmen dan visi misi dari kepala dinas pendidikan yang baru, bagaimana grad design pendidikan di Sumenep tapi itu tidak dijawab,” ungkapnya.
Ia juga menilai, selama ini tenaga pendidik, kependidikan, maupun fasilitas pendidikan di pelosok dan di kepulauan menjadi kegagalan turun-temurun Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
“Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak memiliki konsep pembangunan pendidikan yang matang di daerah kepulauan. Sehingga, pendidikan di kepulauan menjadi terlantar dan tidak berorentasi pada kecerdasan anak bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hayat menyampaikan, kapasitas kepala dinas pendidikan yang baru tidak mempuni dan meragukan. Itu karena tidak bisa menjawab tuntutan mahasiswa.
“Ini kadisdik tidak serius. Bagaimana bisa menyelesaikan masalah pendidikan di Kabupaten Sumenep. Kami tanya berapa jumlah SD saja, dia tidak bisa jawab. Ini kan meragukan, kualitas pendidikannya diragukan, kualitas pengalamannya di bidang Pendidikan juga diragukan,” terangnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, mengatakan, sangat mengapresiasi atas aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Pihaknya bersyukur karena mahasiswa telah mengingatkan dirinya.
“Alhamdulillah sudah diingatkan oleh PMII. Sebenarnya kita harus banyak mendengar disdik itu bagaimana, tugas kita bagaimana, memperbaiki sumber daya manusia, ini tidak gampang karena persoalannya komplek,” tuturnya.
Ia menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya sedang fokus pada pembenahan database pendidikan agar dalam bekerja nanti mempunyai pijakan yang jelas.
“Kita tadi baru mengadakan rapat staf, database kita belum bagus. Kita baru bisa memetakan kalau sudah mempunyai database yang bagus. Kita akan rekrut tenaga teknis untuk memperbaiki data, agar kita tidak bingung karena data yang tidak valid,” jelasnya.
Terkait penilaian mahasiswa terhadap dirinya, Agus mengaku wajar-wajar saja. Menurutnya, semua pihak berhak menilai. Sementara terkait data yang ditanyakan mahasiswa, pihaknya tidak mau menjawab ngawur karena menjawab perihal data baginya itu harus valid.(Zalwi)
Comment