Potensi Perikanan di Sumenep Belum Optimal, Gempar lakukan Audiensi

News Satu, Sumenep, Sabtu 12 Februari 2022- Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR) melakukan audensi ke Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Jum’at (11/2/22) kemarin.

Dalam audensi tersebut, GEMPAR Melihat potensi perikanan yang sangat besar dihasilkan oleh masyarakat kabupaten Sumenep. Tetapi masih belum dioptimalkan oleh dinas perikanan terkait, sebagai tangan panjang Pemerintah Kabupaten Sumenep (pemkab) pada sektor Perikanan di Wilayah kabupaten Sumenep.

Audensi tersebut ditemui langsung oleh Kepala Dinas Perikanan dan jajarannya di ruang rapat kantor dinas perikanan Sumenep.

Menurut Miftahul Arifin, koordinator GEMPAR menyampaikan, pertama, mengenai Evaluasi Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep semenjak 2017-2021, GEMPAR menilai selama kurun waktu 5 tahun dengan menghabiskan anggaran yang besar dan waktu yang lumayan panjang, prospek dan kinerja dinas perikanan masih kurang maksimal.

Kedua, masih banyak potensi perikanan di kabupaten Sumenep yang belum di optimalkan oleh dinas perikanan seperti budidaya lele, budidaya ikan tawar. Selain budidaya lele dan ikan tawar di wilayah daratan, potensi tangkapan laut di wilayah kepulauan dan daerah pesisir di daratan kabupaten Sumenep juga sangat melimpah seperti ikan layang, ikan tuna, ikan kerapu, ikan merah, lobster, ikan hias dan potensi perikanan lainnya.

“Banyaknya potensi dibidang perikanan yang sampai saat ini masih belum optimal,” ujarnya, Jum’at (12/2/2022).

Selain itu, peningkatan pengawasan sumber daya perikanan di kabupaten Sumenep masih kurang maksimal. Pasalnya semenjak dulu sampai tahun 2022 masih banyak praktik penangkapan ikan di daerah kepulauan yang bertentangan dengan hukum dan merusak ekosistem laut, seperti menggunakan bom ikan, penggunaan obat terlarang (potasium) dan praktik melanggar hukum lainnya masih belum mampu di tekan oleh dinas perikanan. Bahkan angkanya semakin meningkat setiap tahun.

Jika itu dibiarkan, maka akan berdampak tidak baik bagi keseimbangan mahluk hidup. Ikan semakin langka karena terumbu karang sudah banyak yang mati, yang lebih parah sudah banyak masyarakat nelayan di kepulauan yang menerima dampaknya bahkan sampai ada belasan orang yang potong tangan nya di kepulauan. Itu juga harus menjadi perhatian khusus dari dinas perikanan untuk lebih masif lagi melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk menekan angka penggunaan bom ikan dan potasium.

“Sampai saat ini dinas terkait saya belum merasakan adanya pendampingan atau sosialisasi yang nyata, buktinya masih banyak nelayan yang melakukan hal yang bertentangan dengan hukum,” ujarnya.

Sehingga, pemasaran hasil perikanan budidaya maupun hasil tangkap masih kurang maksimal, serta masih belum dirasakan.

Sementara, Drs. Agustiono Sulasno, MH, Kepala dinas perikanan, mengucapkan terima kasih atas kedatangan GEMPAR karena masih peduli dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kabupaten Sumenep. Pihaknya menyampaikan evaluasi dan tuntutan GEMPAR akan menjadi pertimbangan Dinas perikanan kabupaten Sumenep kedepannya.

Agus juga mengatakan untuk menyelesaikan 4 tuntutan GEMPAR tidak boleh hanya di percayakan kepada Pemerintah, dalam hal ini dinas perikanan sebagai eksekutornya. Menurutnya, seluruh elemen masyarakat khususnya kaum muda seperti GEMPAR harus terlebih secara langsung untuk merealisasikannya, karena hal itu demi kemaslahatan masyarakat kabupaten Sumenep.

“Saya atas nama pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri tanpa adanya dukungan dari teman-teman Gempar”, ujarnya.(Zalwi)

Komentar