AGROBISNISEKONOMIHEADLINENEWSREGIONALSUMENEP

Tidak Ingin Jadi Pengangguran, Puluhan Pemuda Di Sumenep Ikuti Pelatihan Membatik

117
×

Tidak Ingin Jadi Pengangguran, Puluhan Pemuda Di Sumenep Ikuti Pelatihan Membatik

Sebarkan artikel ini
Tidak Ingin Jadi Pengangguran, Puluhan Pemuda Di Sumenep Ikuti Pelatihan Membatik
Tidak Ingin Jadi Pengangguran, Puluhan Pemuda Di Sumenep Ikuti Pelatihan Membatik

News Satu, Sumenep, Jumat 28 Agustus 2020- Puluhan pemuda di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengikuti pelatihan membatik di Enterpreneur Training and Development Center (ETDC). Pelatihan yang bekerjasama dengan Wirausaha Muda Sumenep (WMS) ini, diberikan secara gratis atau tanpa dipungut biaya.

Pelatihan membatik gratis ini, nampaknya mendapat antusias dari kalangan muda-mudi. Terbukti ada sekitar 70 orang muda-mudi yang mengikuti membatik gratis. Dalam pelatihan ini, para peserta dilatih membuat sketsa, melukis malan di kain batik hingga mewarnai batik itu sendiri.

Mentor pelatihan membatik WMS, Busaki mengatakan, peserta pelatihan membatik di pandemi covid-19 ini cukup banyak. Oleh karena itu pihaknya membagi menjadi tiga lokasi pelatihan, di Kecamatan Kota, Pragaan dan Gapura.

“Ini sudah pelatihan kelima kalinya program Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui WMS. Alhamdulillah kali ini pesertanya sangat antusias sehingga kita bagi menjadi tiga tempat,” terangnya.

Dalam pelatihan membatik ini, pihaknya menargetkan peserta mampu berwiarausaha sendiri. Oleh karena itu setiap tahapan materi yang belum benar-benar dikuasai, peserta bisa terus mengasah dengan didampingi para pelatih.

“Dengan pelatihan ini, kami harapkan peserta nantinya mampu berwirausaha sendiri. Jadi dengan berbekal kemampuan membatik itu mereka kedepan bisa berkreatifitas untuk meningkatkan perekonominya,” tambahnya.

Corak batik yang dibuat para peserta itu merupakan maskot Kabupaten Sumenep. Ada keris, Masjid Jamik hingga Ayam Bekisar. Ketiga corak batik itu, merupakan yang paling banyak diminati masyarakat.

Salah satu peserta dari Kecamatan Batuan, Badrus Sholeh mengaku mengaku tertarik membatik untuk menyalurkan kreatifitasnya.

“Awalnya saya melihat di media sosial batik WMS kok bagus-bagus. Akhirnya punya ketertarikan untuk ikut pelatihan agar kreatifitas saya juga bisa tersalurkan,” akunya.

Setelah mengikuti pelatihan membatik di ETDC dan WMS ini, dirinya mengetahui ternyata membatik itu dibutuhkan ketelatenan agar karya yang dihasilkan bisa menarik.

“Mentornya sangat baik, buktinya saya dilatih dengan telaten dan penuh kesabaran,” ujarnya.

Ia berharap, program seperti ini terus dilakukan. Sehingga, para pemuda yang ada di Kabupaten Sumenep, bisa terus berkarya dan juga mampu mengurangi angka pengangguran.

“Saya harap, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep terus menggalakkan program seperti ini. Jadi kami memiliki keterampilan dan tidak lagi di pusingkan untuk mencari kerja, dan akhirnya hanya menjadi pengangguran,” pungkasnya. (Lim)

Comment