Probolinggo, Selasa 18 November 2025 | News Satu– Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Jawa Timur menegaskan posisi strategis jurnalisme manusia di tengah penetrasi Artificial Intelligence (AI) yang semakin massif.
Sikap tersebut muncul dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “AI dan Masa Depan Kebenaran: Tantangan Baru Jurnalisme Modern” yang digelar di Crown Prince Hotel Surabaya, Kamis (27/11/2025), dan dilanjutkan dengan Musyawarah Daerah (Musda) pemilihan kepengurusan baru.
Kegiatan yang dihadiri seluruh pengurus dan anggota JMSI se-Jawa Timur itu dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, S.Si, M.IP.
Dalam sambutannya, Sherlita menegaskan bahwa pemanfaatan AI dalam ekosistem media tidak boleh menggeser peran wartawan sebagai penjaga kebenaran.
“Penggunaan AI harus selalu berada di bawah kendali manusia, mematuhi kode etik jurnalistik, serta menjaga akurasi, verifikasi, penghormatan terhadap hak cipta dan privasi,” ujar Sherlita.
Ia menekankan bahwa AI harus menjadi alat bantu, bukan alat pengganti, dalam kerja jurnalistik.
Pakar komunikasi dan dosen Untag Surabaya, Ir. Wahyu Kuncoro, M.Si, mengingatkan bahwa kehadiran teknologi baru — dari media sosial hingga AI seringkali tidak diiringi kesiapan literasi digital masyarakat.
“Kita tidak siap menghadapi perubahan, sehingga muncul kejahatan internet termasuk penyalahgunaan AI,” ujarnya.
Menurutnya, AI bekerja dengan memproses big data, sehingga perlu kehati-hatian tinggi dalam penggunaannya.
Dua pemateri lain, Dr. Eko Pamuji, M.Si (Wakil Ketua Umum JMSI Pusat dan Ketua PWI Jatim), serta Lutfil Hakim, menilai bahwa penggunaan AI secara mutlak dalam produksi berita adalah penyimpangan etika.
“Ada data atau berita orang lain dimasukkan AI untuk diolah ulang. Itu dosa rasanya,” tegas Lutfil.
“Media yang hanya diisi kiriman rilis tanpa kerja jurnalistik tidak sesuai dengan prinsip profesi. Wartawan wajib mencari, mengumpulkan, mengolah, dan mempublikasikan berita,” lanjutnya.
Dalam Musda yang dipimpin Machmud Suhermono, peserta secara aklamasi kembali memilih Syaiful Anam sebagai Ketua JMSI Jatim periode 2025–2030.
Dalam pidatonya, Syaiful menyampaikan komitmennya memperkuat kualitas media siber anggota, baik dari aspek bisnis maupun konten jurnalistik.
“Jika baik maka dukunglah, jika salah maka ingatkanlah,” ujarnya.
Syaiful menegaskan pentingnya regenerasi kepemimpinan dan penambahan anggota baru.
“Kaderisasi bukan sekadar pergantian pemimpin, tetapi juga rekrutmen anggota. Jika ada anggota yang belum baik, tugas organisasi membantu memperbaikinya,” pungkasnya.
FGD dan Musda JMSI Jatim ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa jurnalisme di era digital tetap membutuhkan sentuhan manusia, integritas, dan etika profesional demi memastikan kebenaran publik tetap terjaga. (Kiki)










Komentar