Pertemuan Lia Istifhama Dan Pak Ribut Buktikan Pendidikan Bisa Jadi Inspirasi Viral

Surabaya, Kamis 16 Oktober 2025 | News Satu- Momen peringatan Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, menjadi sorotan publik ketika Senator DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, bertemu dengan Pak Ribut, guru viral yang dikenal karena gaya mengajarnya yang inspiratif dan humoris.

Kehadiran keduanya menambah warna perayaan HUT Jatim yang tahun ini mengusung semangat Jatim Bangkit Berdaya. Dalam suasana akrab dan penuh tawa, Ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama, menilai sosok Pak Ribut sebagai contoh nyata guru berdedikasi yang mampu menularkan semangat belajar dengan cara sederhana namun berkesan.

“Saya pengagum banget sama jenengan, Pak Ribut. Bagaimana seorang guru bisa menularkan semangat dan ketulusan lewat cara yang sederhana tapi mengena. Ini yang menginspirasi banyak orang,” ujar Ning Lia dengan senyum hangat, Kamis (16/10/2025).

Dalam dialog ringan itu, Ning Lia menegaskan pentingnya sinergi antara guru, orang tua, dan pemerintah dalam membentuk karakter generasi muda di era digital. Ia menilai peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi apa pun.

“Zaman sekarang kita harus jadi orang tua sekaligus sahabat bagi anak-anak. Semangat belajar itu tergantung pendekatan gurunya. Kalau seperti Pak Ribut, anak-anak pasti nyaman dan hormat karena beliau mengajar dari hati,” tegas Senator yang dikenal aktif memperjuangkan isu pendidikan dan kesehatan itu.

Dalam perbincangan yang penuh makna itu, Pak Ribut juga menyoroti pentingnya kenyamanan dalam proses belajar. Menurutnya, hubungan emosional antara guru dan murid merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan.

“Kalau gurunya bisa menghargai dan mencintai muridnya, mereka pun akan menghormati gurunya. Guru itu orang tua kedua. Mengajar itu bukan sekadar menyampaikan pelajaran, tapi pendekatan hati,” ungkapnya.

Sebagai senator muda yang konsisten memperjuangkan sektor pendidikan, Ning Lia juga menyinggung menurunnya minat generasi muda menjadi guru. Ia menilai profesi pendidik adalah jalan pengabdian yang bernilai tinggi meski tidak selalu sebanding secara materi.

“Saya dulu pertama kali ngajar digaji Rp25 ribu, sekarang Rp250 ribu. Tapi kalau dijalani dengan cinta, hasilnya bermanfaat bagi banyak orang,” kata Lia Istifhama.

Suasana pertemuan semakin cair saat keduanya bercanda.

“Kalau ketemu Pak Ribut itu pasti ribut, tapi selalu viral!” ujar Lia disambut tawa hadirin.

Momen ini viral di media sosial dan diapresiasi warganet sebagai simbol kolaborasi antara dunia politik dan pendidikan yang menginspirasi. (Kiki)

Komentar