News Satu, Sumenep, Senin 3 Januari 2022- Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) akan realisasikan beberapa program yang telah ditetapkan, salah satunya ‘Smart DPKS menuju Sumenep literasi’. Hal tersebut ditetapkan dalam Rapat Program Kerja DPKS pada 28-29 Desember 2021 lalu.
Achmad Junaidi, selaku juru bicara DPKS, mengatakan, ada ratusan lembaga pendidikan dikabupaten Sumenep yang terletak diwilayah daratan maupun kepulauan. Sehingga, untuk melakukan koordinasi tidak mudah. Maka, perlu adanya platform tersendiri untuk menampung berbagai aspirasi serta persoalan pendidikan dikabupaten Sumenep.
”Menariknya, platform DPKS akan menyediakan ruang pengaduan atau keluhan dari masyarakat terkait tentang persoalan pendidikan dalam rangka menghimpun data untuk kemajuan dan mutu pendidikan Sumenep,” terangnya, Senin (3/1/2022).
Sementara, platform tersebut direncanakan dan diupayakan dapat terintegrasi dengan Inspektorat Sumenep dan Jaga Pendidikan milik lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
“Dengan begitu, pengaduan atau keluhan dari masyarakat tentang persoalan pendidikan bisa dikoneksikan dengan lembaga terkait. Tentu, setelah melalui diskusi di internal DPKS,” ujarnya.
Pihaknya juga menjelaskan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk implementasi dari Kepmendiknas No 044/U/2002. Yang dalamnya menegaskan, bahwa Dewan Pendidikan merupakan lembaga yang dibentuk dengan tujuan, mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan.
”Termasuk meningkatakan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Dan Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu,” imbuhnya.
Selain itu, Ia menegaskan, juga akan melakukan optimalisasi pendidikan lokal. Seperti bahasa daerah, seni dan budaya, serta permainan-permainan tradisional.
”Kita dapat mencontohkan permainan Salodur, permainan tradisional ini mengandung berbagai nilai yang mulai luntur belakangan ini. Di dalamnya, terdapat nilai kekompakan, kebersamaan, sportivitas, kesehatan dan kejujuran,” ujarnya.
Lanjutnya, dalam satu permainan itu saja, sudah memiliki nilai pendidikan anti korupsi. Itulah kemudian menjadi penting untuk dijadikan sebagai muatan lokal yang harus direalisasikan.
”Sehingga, generasi cerdas, mandiri, jujur dan berakhlak akan dimiliki oleh generasi muda atau peserta didik di Sumenep,” terangnya.(Hodri)
Comment