News Satu, Sumenep, Selasa 3 April 2018- Penerbangan pesawat perintis rute Sumenep-Sapeken yang dicanangkan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) dan Kementerian Perhubungan dinilai tidak efektif. Sebab, Bandara khusus milik Kontraktor Kontrak Kerjasama (K3S) Minyak dan Gas Bumi (Migas) PT Kangean Enegi Indonesia (KEI) yang akan dimanfaatkan untuk penerbangan tersebut terlalu jauh, yakni berada di Pulau Pagerungan, Kecamatan Sapeken.
“Pagerungan merupakan salah satu Pulau terluar di Sapeken, tidak jauh berbeda dengan Pulau Sakala. Dengan jarak yang cukup jauh dengan Pulau lainnya termasuk Kangean, maka pemanfaatannya tidak akan efektif dan strategis,” kata Muchlis anggota Komisi III DPRD Sumenep, asal Pulau Kangean.
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, dengan jauhnya lokasi bandara yang digunakan penerbangan pesawat perintis tersebut, maka masyarakat akan enggan untuk memanfaatkan penerbangan bersubsidi ini. Sebab untuk ke Pagerungan harus menempuh perjalanan laut berjam-jam. Bahkan, untuk warga Kangean harus menempuh minimal enam jam itupun harus transit dari Pulau ke Pulau lain.
“Ya kalau warga Kangean sangat tidak mungkin bisa memanfaatkan penerbangan tersebut, karena dari Kangean menuju Pulau Sapeken dua jam. Sedangkan untuk ke Pagerungan dari Sapeken memerlukan waktu dua hingga tiga jam, maka kurang lebih butuh waktu tujuh jam. Jadi lebih efektif naik kapal laut dari Kangean menuju Kalianget,” tandasnya.
Lanjut Mukhlis Anggota DPRD asal Kepulauan Kangean ini, seharusnya Pemerintah Daerah memaksimalkan rencana pembangunan Bandara Kepulauan di Desa Paseraman Kecamatan Arjasa Pulau Kangean yang direncanakan sejak tahun 2014. Dengan dasar pertimbangan pulau Kangean merupakan Pulau terluas dan lebih strategis.
“Masyarakat Kangean sangat kecewa dengan sikap Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep yang hingga saat ini hanya diberi janji saja, buktinya bandara di Kangean belum jelas pembangunannya,” pungkasnya. (Roni)
Comment