Sidoarjo, Jumat 3 Oktober 2025 | News Satu- Suasana haru menyelimuti RSUD Notopuro Sidoarjo ketika Senator Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, menjenguk Syailendra Haikal (13), santri korban selamat tragedi robohnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Lia Istifhama atau Ning Lia menyebut kisah Haikal bukan hanya sekadar perjuangan hidup, melainkan juga cermin keteguhan iman dan kecerdasan luar biasa seorang anak belia.
“Haikal bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga sangat cerdas dan beriman. Dalam kondisi paling mencekam, ia tetap ingat salat dan mengimplementasikan ilmu sekolahnya. Ini pelajaran mahal untuk kita semua,” ujar Lia dengan mata berkaca-kaca, Jumat (3/10/2025).
Meski tubuhnya sakit dan terjepit reruntuhan, Haikal tetap berusaha menunaikan salat. Ia bahkan membangunkan temannya yang juga tertimpa puing untuk ikut salat. Namun saat Subuh, sahutannya tak berbalas, hingga ia sadar sahabatnya telah tiada.
“Bayangkan, di tengah kegelapan dan puing yang menindih, anak saya masih ingat salat. Itu yang membuat saya tak berhenti bersyukur sekaligus menangis,” tutur Dwi Ajeng, ibu Haikal.
Kisah Haikal makin menggetarkan publik. Meski sangat haus, ia tidak berani meminum air dalam botol yang ada di dekatnya karena merasa itu bukan miliknya.
“Dia bilang itu bukan haknya. Anak sekecil itu bisa berpikir sejernih itu, Masya Allah,” ucap Ning Lia kagum.
Tak hanya itu, Haikal juga sengaja tidak banyak bergerak untuk menghemat energi. Ia mengingat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di sekolah: semakin banyak bergerak, semakin cepat energi tubuh habis.
“Dia memilih diam agar tetap bertahan hidup. Haikal benar-benar mengimplementasikan ilmu sekolah dan pondoknya,” tambah Lia.
Menurut laporan Basarnas, Haikal berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10) pukul 15.22 WIB sebagai korban selamat ke-13. Sebelumnya, tim menemukan seorang santri meninggal dunia dalam posisi sujud, hanya beberapa meter dari lokasi Haikal.
“Haikal adalah cahaya harapan generasi muda Indonesia. Anak-anak lain mungkin akan panik, tapi ia tetap beriman, menjaga hak orang lain, dan menggunakan ilmu untuk bertahan hidup,” tegas Lia.
Haikal yang kini masih dirawat berencana kembali sekolah di SMPN 1 Probolinggo. Kisahnya viral di media sosial, memantik doa dan apresiasi warganet yang menyebutnya sebagai santri berakhlak mulia dan teladan generasi muda. (Kiki)
Comment