AGROBISNISBANGKALANEKONOMIHEADLINENEWSNEWS SATUREGIONAL

Thrifting, Tren Fashion Ramah Lingkungan yang Kian Menguat di Kalangan Anak Muda

×

Thrifting, Tren Fashion Ramah Lingkungan yang Kian Menguat di Kalangan Anak Muda

Sebarkan artikel ini
Thrifting, Tren Fashion Ramah Lingkungan yang Kian Menguat di Kalangan Anak Muda
Thrifting, Tren Fashion Ramah Lingkungan yang Kian Menguat di Kalangan Anak Muda

News Satu, Bangkalan, Rabu 11 Desember 2024- Tren thrifting atau membeli barang bekas layak pakai semakin mendominasi dunia fashion di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya menjawab kebutuhan akan barang murah berkualitas, tetapi juga menjadi solusi melawan dampak buruk fast fashion. Thrifting, yang banyak mengandalkan barang dari “baju bal” impor, kini bertransformasi menjadi gaya hidup berkelanjutan di kalangan anak muda.

Alasan utama banyak orang beralih ke thrifting adalah harga yang terjangkau, kualitas barang yang baik, dan kesadaran akan dampak lingkungan.

“Kami sadar bahwa dengan thrifting, kami turut membantu mengurangi limbah fashion yang merusak lingkungan,” ujar Dina, mahasiswa yang rutin melakukan thrifting setiap minggu, Rabu (11/12/2024).

Meski sudah ada sejak 1990-an, thrifting mengalami lonjakan popularitas selama pandemi COVID-19. Situasi ekonomi yang sulit membuat masyarakat mencari barang dengan harga murah tanpa mengorbankan kualitas. Pasar-pasar thrifting, seperti Pasar Pagi Tugu Pahlawan di Surabaya, menjadi destinasi utama bagi penggemar barang bekas.

“Di sini, saya bisa mendapatkan barang branded dengan harga miring. Misalnya, saya pernah menemukan jaket Helly Hansen seharga Rp90.000, padahal harga aslinya bisa mencapai jutaan,” kata Zahra, mahasiswa yang kerap berburu barang thrift bersama keluarganya.

Trik dan Tips Berburu Barang Thrift
Kesuksesan dalam thrifting tidak hanya soal harga, tetapi juga kejelian dalam memilih barang. Pembeli harus memeriksa bahan, kualitas, dan keaslian produk.

“Jangan pilih bahan poliester karena bikin gerah. Lebih baik cari bahan katun yang lebih nyaman,” tambah Zahra. Selain itu, keterampilan menawar harga juga menjadi senjata penting di pasar tradisional.

Dina membagikan pengalamannya mendapatkan sepatu Adidas hanya dengan harga Rp250 ribu.

“Padahal harga aslinya jutaan. Ini juga karena saya dan teman saya pandai menawar,” jelasnya.

Penggemar thrifting menyebut kegiatan ini lebih dari sekadar tren. Thrifting menjadi bagian dari standar sustainable fashion yang bertujuan mengurangi limbah dan memperpanjang umur pakaian. Langkah ini juga menjadi perlawanan terhadap fast fashion yang terkenal menghasilkan limbah dalam jumlah besar.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan dampak lingkungan, thrifting diyakini akan terus tumbuh sebagai bagian dari gaya hidup yang tidak hanya ekonomis, tetapi juga ramah lingkungan.

“Thrifting bukan hanya soal murah, tetapi tentang gaya hidup yang lebih peduli terhadap bumi,” tutup Zahra.

Thrifting kini bukan sekadar pilihan, melainkan gerakan untuk menciptakan dunia fashion yang lebih bertanggung jawab.

Artikel ini dikirimkan olej Sittiya nur Aisyah Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ke redaksi newssatu.com (red)

Comment