News Satu, Semarang, 30 Juli 2018- Sutarto yang kesehariannya seorang sopir bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Boyolali, tidak menyangka atau membayangkan memiliki anaknya akan menjadi seorang Perwira Polisi. Sebab, rata-rata orang yang ikut tes Akademi Polisi (AKPOL) orang tuanya harus mempunyai uang banyak atau kaya.
Untuk memenuhi keinginan putrinya menjadi seorang anggota Polri, Sutarto memberikan dukungan penuh, meski saingannya cukup berat dari penjuru Indonesia. Bahkan, Sutarto selalu memberikan semangat kepada Nora Septiani (Putrinya, red) selama mengikuti tes Akademi Polisi (AKPOL).
“Selain dukungan moril, saya selalu berdoa kepada tuhan agar putrinya lolos dalam seleksi AKPOL tersebut,” kata Sutarto, Senin (30/7/2018).
Selama mengikuti tes AKPOL, putrinya selalu meminta sambungan doa agar dipermudah dalam menjalaninya. Sebagai orang tuanya dirinya selalu mendoakan anaknya agar bisa lolos dalam ujian tersebut, dan ternyata doanya didengar oleh Tuhan Yang Maha Esa.
“Saya sempat tidak percaya Nora Septiani (putrinya, red) lolos dalam tes AKPOL tersebut, dan saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Sopir bus AKDP Boyolai ini.
Sementaran, Karo Dalpers SSDM Polri Brigjen Pol Drs. Sudarsono sengaja memerintahkan Kapolres Boyolali merazia bus yang dikendarai ayah Nora.
“Saya ingin pastikan memang itu profesianya dan bukan hanya terkesan skenario saja dan ternyata memang benar, lalu tadi kami panggil ke sini untuk mengungkapkan perasaanya melihat anaknya lolos menjadi taruni Akpol,” ujar Brigjen Pol Drs. Sudarsono.
Menurutnya, proses seleksi tersebut harus bisa memberikan kesempatan bagi siapa saja yang memiliki kemampuan dan kemauan, maka dia akan lolos.
“Siapapu memiliki kesempatan untuk menjadi Anggota Polri, selama dia memiliki kemampuan dan kemauan sebagai abdi Negara,” pungkasnya. (red)