News Satu, Sampang, Selasa 29 Agustus 2017- Untuk menekan tingginya angka kematian bayi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim), terus melakukan sosialisasi dan menambah bidan di desa-desa tertinggal. Sebab sejak awal Januari hingga Juni 2017 angka tercatat sebanyak 47 bayi meninggal dunia, akan ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016 yang mencapai 159 bayi meninggal dunia.
“Kami terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat untuk memeriksakan kesehatan bayinya, bahkan kami juga menambah bidan desa,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Agus Mulyadi, Selasa (29/8/2017).
Ia mengatakan, penambahan bidan di desa-desa tertinggal tidak lain bertujuan agar para orang tua memeriksakan kesehatan bayinya. Sebab faktor penyebab kematian bayi, diantaranya karena berat badan lahir rendah dan mengalami sesak napas, disisi lain para orang tua bayi terlambat memeriksakan ke Polindes atau Puskesmas. Hal itu terjadi karena jarak tempuh atau akses jalan yang tidak maksimal dan tidak adanya biaya dari orang tua si bayi.
“Akses jalan yang sulit dilalui, seperti di Kecamatan Kedungdung, Robatal dan Tambelangan. Kami telah mengusulkan perlu adanya akses jalan yang bagus, sehingga memudahkan petugas di bawah untuk melakukan transportasi rujukan ke puskesmas atau rumah sakit,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada para ibu hamil maupun keluarganya untuk rutin memeriksakan diri, minimal dalam sebulan empat kali, baik kepada tenaga kesehatan maupun langsung ke Polindes atau Puskesmas.
“Minimal 4 kali dalam sebulan para ibu hamil memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan (Bidan Desa, red) atau Polindes dan Puskesmas,” pungkansya. (Mad)
Comment