News Satu, Sumenep, Sabtu 28 Juli 2018- Berbicara Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) tidak akan pernah habis baik dalam kekayaan alamnya maupun berbagai persoalan yang terjadi. Sebab, Kabupaten yang memiliki 126 kepulauan baik berpenghuni maupun tidak tersebut memiliki sumber kekayaan alam (SDM) yang luar biasa, terutama masalah Minyak dan Gasnya.
Namun demikian, meski menjadi daerah yang memilik kekayaan Alam yang luar biasa. Daerah yang berada di ujung timur pulau garam Madura ini juga pasti akan mengalami banyak persoalan, baik dalam pelayanan publik maupun pembangunan infrastrukturnya.
Konon katanya, Sumenep yang memiliki banyak kepulauan ini bagaikan Negara Indonesia Kecil, karena hampir sama persoalan yang terjadi maupun sumber kekayaan alamnya. Penasaran dengan hal itu, Hairul Anwar seorang pengusaha muda di Kabupaten Sumenep ini mencoba berjelajah dan menyapa warga kepulauan.
Dengan naik perahu rakyat, Hairul Anwar yang memang sudah terbiasa menyapa rakyat ini sambil bercerita dengan penumpang perahu lainnya. Selama perjalan kurang lebih 30 menit tersebut banyak keluh kesah masyarakat kepulauan Gili Raja, mulai dari persoalan transportasi laut hingga pembangunan infrastruktur.
“Banyak sekali cerita dan keluh kesahnya masyarakat Kepulauan saat saya duduk sambil berbagi cerita dengan mereka. Saya berpikir, ini bukan cuma tugas Pemerintah Daerah saja, melainkan tugas kita bersama dalam mengatasi berbagai persoalan itu semua,” ujar Hairul Anwar Pengusaha Muda yang sukses di Sumenep ini, Sabtu (28/7/2018).
Lanjut Ketua Barisan Muda (BM) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Sumenep ini, persoalan infrastruktur jalan maupun kondisi dermaga penyeberangan yang kurang representatif, ini harus menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, sehingga jika jalannya sudah bagus dan dermaga penyeberangannya juga represenstatif, maka roda perekonomian masyarakat kepulauan Gili Raja akan semakin bagus.
“Terutama akses atau jalan harus memang menjadi fokus utama, selain itu pula dermaga penyeberangan harus juga di perbaiki,” ungkap kader Partai Amanat Nasional (PAN) Sumenep ini.
Ini masih berbicara satu Pulau, bayangkan di Sumenep itu ada 126 pulau baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Apakah persoalan yang dihadapi juga sama dengan kepulauan lainnya?. Menurut Hairul Anwar, persoalan yang dihadapi memang hampir sama antara pulau yang satu dengan yang lainnya, baik masalah persoalan transportasi, dermaga, infrastruktur jalan dan masalah pelayanan publik.
Ditambah lagi dengan persoalan penerangan di kepulauan, yang saat ini menjadi program prioritas dari Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Sumenep untuk menjadikan sebuah pulau terang menderang. Namun demikian, program tersebut pasti akan selalu terkendala jika hanya mengandalkan anggaran dari APBD Sumenep, karena memang anggarannya sangat terbatas.
Terbukti pada tahun 2018 ini, Pemerintah Daerah hanya menganggarkan untuk pengadaan kabel jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah di kepulauan/Kecamatan Giligenting. Sehingga masyarakat tidak bisa menikmati aliran listrik dengan maksimal.
“Jika hanya mengandalkan APBD Sumenep membutuhkan waktu lama, karena anggaran memang terbatas. Akan tetapi harus dianggarkan di APBN untuk kelistrikan ini,” tandas Hairul Anwar yang juga menjabat sebagai Ketua Aklindo.
Melihat kendala membuat Kepulauan menjadi terang menderang tersebut, Hairul Anwar yang merupakan Direktur Utama PT Madura Energi Infrastruktur berjanji akan terus mengawal persoalan kelistrikan di Kepulauan Gili Raja, Kecamatan Giligenting maupun kepulauan lainnya yang ada di Sumenep.
“Saya akan terus mengawal dan berjuang untuk program kelistrikan ini, agar tidak menjadi persoalan lagi bagi masayrakat. Karena saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, apalagi masyarakat kepulauan yang sudah lama mendambakannya,” ucap Hairul.
Bagaimana caranya agar program kelistrikan di Sumenep mendapatkan anggaran yang lebih besar?. Dengan optimisme bisa memperjuang nasib masyarakat kepulauan, Hairul Anwar menjawab, tidak yang tidak mungkin dalam hidup ini. Sebab, masyarakat Sumenep masih memiliki Pemerintah Daerah dan Wakil Rakyat atau Anggota DPRD Kabupaten Sumenep, maupun Provinisi Jatim dan DPRRI yang bisa memperjuangkan anggaran program kelistrikan.
“Semua bisa terjadi, apalagi kita masih memiliki Pemkab dan Anggota Legislatif baik daerah maupun provinsi dan Pusat. Tugas Pemerintah hanya mengusulkan dan penentunya adalah legislatif, apanya yang tidak mungkin pasti mungkin dapat anggaran kelistrikan yang lebih besar,” tandasnya.
Oleh karena itu, Kader Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta doa restu kepada masyarakat Madura untuk maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, sebagai Caleg DPRRI daerah Pemilihan Madura dari PAN. Sebab, jika dirinya bisa duduk di DPRRI, maka tidak ada yang tidak mungkin bisa mengganggarkan program kelistrikan khususnya di Sumenep, sedangkan untuk daerah lain bisa memperjuangkan program lainnya, seperti pembangunan infrastruktur dan peningkatan pendidikan serta kesehatan di Madura.
“Berjuang itu tidak hanya bersuara di luar saja, melainkan juga harus mengambil peranan. Semoga Allah SWT mengizinkan saya menjadi wakil dari masyarakat Madura untuk duduk di DPRRI, maka saya pasti tidak akan lupa apa yang menjadi amanah rakyat,” pungkasnya.
Kedatangan Ketua Barisan Muda (BM) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Sumenep, Hairul Anwar ke Pulau Gili Raja, Kecamatan Giligenting untuk menghadiri acara pengukuhan pengurus DPC BM Kecamatan Giligenting. (Roni)
Comment