HEADLINENEWSREGIONALVISIT SUMENEPWISATA

Pengelola Tambak, Apakah Bupati Sumenep Punya Solusi Untuk Pantai Lombang???

×

Pengelola Tambak, Apakah Bupati Sumenep Punya Solusi Untuk Pantai Lombang???

Sebarkan artikel ini
Pengelola Tambak, Apakah Bupati Sumenep Punya Solusi Untuk Pantai Lombang???
Pengelola Tambak, Apakah Bupati Sumenep Punya Solusi Untuk Pantai Lombang???

News Satu, Sumenep, Rabu 18 April 2018- Adanya ancaman dari Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si, untuk membongkar paksa tambak udang yang berada di areal pantai wisata Lombang, karena dianggap merusak pemandangan. Nampaknya mendapatkan respon dari pengelola tambak di Lombang, bahkan pengelola mempertanyakan solusi apa yang bisa diberikan oleh Bupati Sumenep.

“Silakan kalau mau dibongkar tambak udang yang saya bangun itu, namun demikian sebelum di bongkar Bupati harus memberikan solusi untuk pengembangan wisata Lombang,” ujar H. Masdawi, Pengelola Tambak Udang di Pantai Lombang, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Rabu (18/4/2018).

Lanjut Masdawi yang kini salah satu anggota DPRD Sumenep, sudah 23 tahun Pemerintah Daerah tidak pernah memperhatikan dan mengembangkan pantai Wisata Lombang. Padahal pantai Lombang merupakan destinasi wisata yang sudah terkenal di tingkat Nasional, bahkan Internasional dengan keindahan cemara udangnya.

Namun demikian, pantai Lombang yang rencananya akan dijadikan wisata Nusantara pada tahun 1995 ini dibiarkan tidak terawat, baik dari segi infrstrukturnya maupun fasilitas di lokasi pantai Lombang.

“Padahal wisata pertama di Sumenep ini sudah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemkab Sumenep, namun ternyata Pemerintah malah membiarkan begitu saja,” tandas Politisi Partai Demokrat ini.

Pembangunan tambak di areal wisata Lombang ini merupakan bentuk protes kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, yang selama ini tidak pernah ada niat untuk mengembangkan wisata pertama tersebut. Selain itu, tujuan dari pembangunan tambak udang ini, tidak lain untuk membangunkan lahan tidur yang sudah 23 tahun dibiarkan terlantar oleh Pemkab Sumenep.

“Sudah puluhan tahun lahan tersebut dibiarkan begitu saja oleh Pemkab Sumenep, jadi saya berinisiatif membangun tambak udang agar lahan masyarakat tidak dijual pada investor,” tukasnya.

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Lima (V) ini juga mempertanyakan keseriusan Bupati Sumenep, Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si dalam pengembangan wisata Lombang. Sebab, pembangunan tambak udang di areal wisata pantai Lombang, juga untuk mepertahankan lahan masyarakat agar tidak dijual kepada investor untuk pembangunan tambak. Sebab, saat ini sudah banyak lahan masyarakat yang dibeli oleh investor, namun apa yang diperbuat Pemkab Sumenep, khususnya Bupati.

“Saya membangun lahan tambak tujuan utamanya adalah menyelamatkan lahan masyarakat agar tidak dijual pada investor. Sebab, jika terus dibiarkan tidak berguna, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan menjual lahannya kepada investor,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Bupati Sumenep harus memberikan solusi terlebih dahulu sebelum membongkar lahan tambak miliknya yang seluas 3 hektar tersebut. Karena lahan tersebut akan sangat berguna bagi masyarakat sekitar, baik dalam segi perekonomian maupun adanya lapangan pekerjaan baru.

“Bupati harus memberikan solusi dulu bagi masyarakat sekitar, jangan asal bongkar. Pertimbangan saya sebenarnya, lebih baik dibangun tambak saja yang bisa memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, ketimbang jadi tempat wisata, tapi dibiarkan terlantar,” pungkasnya.

Baca : Bupati Sumenep, Tambak Udang Di Lombang Akan Dibongkar

Seperti diberitakan, Sekitar tahun 1995 Pantai Wisata Lombang, Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) di konsep menjadi sebuah Wisata Nusantara  dan wisata Estafet. Namun konsep tersebut tidak bisa dilaksanakan karena menuai protes dari masyarakat dan sejumlah ulama, diantaranya ulama yang memimpin Istighosa adalah KH. Ramdhan Siradj dan KH. A Busyro Karim.

Padahal jika konsep Wisata Nusantara dan Wisata Estafet ini dilakukan, maka Pemerintah Daerah yang sekarang tinggal melanjutkan dan terus mempromosikan. Apalagi saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep mencanangkan Visit atau Kunjungan Wisata tahun 2018.

Namun, apa bedanya Konsep Wisata Nusantara dan Wisata Estafet yang konsepnya lahir pada tahun 1995, dengan Program Visit Sumenep 2018 yang dicanangkan Bupati Sumenep, KH. A Busyro Karim. Sebab, pada intinya sama, yakni menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk berkunjung ke Sumenep. (Roni)

Comment