News Satu, Sumenep, Senin 2 Oktober 2017- Ritual jamasan atau penyucian pusaka peninggalan raja-raja Sumenep, Madura, Jawa Timur, turut disaksikan oleh puluhan wisatawan asing (Wisman) yang datang berkunjung. Ritual jamasan tersebut berlangsung di Pendopo Agung setempat, Senin (2/10/2017).
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Sufiyanto mengungkapkan, total wisman yang ikut menyaksikan ritual jamasan pusaka keraton ini berjumlah 43 orang yang berasal dari Jerman dan Australia.
“Jamasan pusaka keraton ini memang saya atur, saya setting supaya bisa dinikmati wisatawan mancanegara,” kata kepala Disparbudpora Sumenep, Sufiyanto, Senin (2/10/2017).
Ia menjelaskan, pusaka yang dijamas tersebut berupa keris pusaka turun temurun dari leluhur keraton Sumenep. Selain itu, penjamasan tersebut juga bersamaan dengan keris Kuno (sepuh) milik empu keris di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi.
Namun, ketika ditanya terkait nama keris pusaka keraton tersebut, mantan Kabag Humas dan Protokol Setkab Sumenep ini mengaku tidak tahu.
“Untuk namanya saya tidak tahu, karena tidak sampai kesitu, saya tidak ke nama karena lebih ke aspek kerisnya,” ujar Sufi.
Berdasarkan pantauan di lokasi, setelah dilakukan penjamasan yang berlangsung sejak Minggu (1/10/2017) kemarin. Pusaka milik keraton itu diserahkan kepada salah satu keturunan Raja Sumenep, R Idris yang saat ini juga menjabat sebagai Plt Sekda Sumenep.
Sebelum diserahkan, pusaka peninggalan raja itu diarak terlebih dahulu dari depan kantor Disparbudpora menuju Pendopo dengan diiringi alunan musik tradisional Saronen dan membawa berbagai macam buah-buahan seperti sawu, pisang, kelapa dan kacang tanah.
Saat dikonfirmasi, Plt Sekda Sumenep, R Idris mengatakan, jamasan keris merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh empu keris asal Desa Aeng Tongtong. Menurutnya, proses jamasan keris membutuhkan waktu cukup lama. Sebab, masih harus menjalani ritual khusus seperti tirakat, membaca tahlil dan doa yang dikhususkan kepada sesepuh.
“Pusaka Keraton diberi nama Sodeng, bentuknya seperti pedang namun motif pusaka. Hampir sama dengan pusaka di kesultanan Arab atau Brunei,” Tutur R Idris. (Ozi)
Comment