News Satu, Pamekasan, Sabtu 9 September 2017- Seorang anak bernama Arham berusia 22 bulan yang menderita kelainan kulit, terpaksa dibiarkan tanpa perawatan medis di rumahnya, di Desa Baranta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Setiap hari, kondisi kulit putra pasangan suami istri (Pasutri) Hanafi dan Halimatus Sa’diyah terus melepuh dan berlendir. Sementara kedua orangtuanya tak berani membawanya dirawat ke rumah sakit karena tidak mempunyai biaya.
Ibu Arham, Halimatus Sa’diyah mengatakan, ia tak menyangka bahwa putranya akan mengalami sakit seperti ini. Sebab saat mulai lahir, kondisi anaknya tampak baik-baik saja.
“Ini baru beberapa minggu yang lalu maz, muncul bintik-bintik merah yang melepuh seperti kena air panas,” ujar Halimatus Sa’diyah kepada wartawan Newssatu.com, Sabtu (9/10/2017)
Saat diperiksa ke dokter klinik, Arham didiagnosa menderita kelainan kulit dan telah diberi resep untuk di tebus dan diminta untuk dibawa ke RSUD setempat. Namun, hingga kini orang tuanya belum berani membawa anaknya lantaran tidak punya biaya.
“Obatnya yang disuruh tebus 750.000 maz, tapi kedua orang tuanya tidak mampu untuk menebusnya. Kedua orang tuanya sudah punya BPJS, sedangkan anaknya belum punya, sekarang masih di urus pembuatannya karena diminta sama Puskesmas Tlanakan,” terang Siti Aminah selaku bibik Arham.
Hanafi hanya bekerja sebagai tukang becak dan Halimatus Sa’diyah hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Sehingga tak heran hasil dari kerja hanafi hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
“Semoga ada pemerintah yang mau membantu Arham, sehingga dia bisa hidup normal seperti anak-anak seusianya,” tutup Aminah. (Ipul)
Comment