HEADLINENEWSREGIONALVISIT SUMENEPWABUP SUMENEPWISATA

Target PAD Wisata Rp 750 Juta, Aktivis Gempar Menilai Nyali Pemkab Kecil

×

Target PAD Wisata Rp 750 Juta, Aktivis Gempar Menilai Nyali Pemkab Kecil

Sebarkan artikel ini
Target PAD Wisata Rp 750 Juta, Aktivis Gempar Menilai Nyali Pemkab Kecil
Target PAD Wisata Rp 750 Juta, Aktivis Gempar Menilai Nyali Pemkab Kecil

News Satu, Sumenep, Senin 22 Januari 2018- Program tahun kunjungan wisata atau Visit Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) yang dicanangkan Pemerintah A Busyro Karim (Bupati) dan Achmad Fauzi (Wabup) pada tahun 2018, menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 750 juta.

Hal ini tidak berbanding lurus dengan target Pemerintah Daerah yang menargetkan wisatawan mancanegara (Wisman) sebanyak 15 ribu dan 1,1 juta wisatawan Nusantara (Wisnu). Selain itu untuk menarik para wisatawan Pemerintah akan menggelar 36 even selama tahun kunjungan wisata.

“Saya kira Pemkab Sumenep memiliki nyali kecil dalam menentukan target PAD sebesar Rp 750 juta. Hal ini tidak berbanding lurus antara anggaran yang dikeluarkan dengan target PAD-nya,” ujar Aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar), Mahfud Amin, Senin (22/1/2018).

Ia mengatakan, seharusnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diatas Rp 1 miliar, bukan malah hanya Rp 750 juta. Sebab dengan 36 event yang dipersiapkan selama Visit Sumenep 2018 berapa miliar anggarannya.

“Ibarat orang berbisnis kita pasti cari untung, bukan malah rugi. Hal ini sama saja dengan Program Visit Sumenep 2018 yang tujuannya untuk menaikkan PAD, tapi kalau anggarannya miliaran rupiah yang dikeluarkan, target malah Cuma Rp 750 juta,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Dinas Pariwisata, Kabudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Sufiyanto mengatakan pada tahun 2018, pihaknya menargetkan PAD dari hasil retribusi wisata sebesar Rp 750 juta.

“Target Rp 750 juta itu dari tiga obyek wisata saja, yakni Pantai Lombang, Museum Keraton dan Pantai Slopeng,” terangnya.

Ia mengakui, target tersebut memang kecil, akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, target tersebut sudah naik. Jika pada 2014 ditarget sebesar Rp 230 juta dan terealisai Rp 226.362.000, sedangkan pada tahun 2015 ditarget Rp 264.500.000, dan tahun 2016 ditarget Rp 280 juta dan tercapai Rp 313 juta.

“Pada tahun 2017 di target Rp 322 juta, kemudian pada 2018 ditargetkan mencapai Rp 750 juta, jadi target ini terus naik,” ungkapnya.

Pemerintah Daerah mengandalkan tiga obyek wisata tersebut sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan untuk wisata lainnya seperti Pulau Gili Iyang, Gili Labak hingga saat ini masih belum diberlakukan, karena pengelolaannya belum menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah.

Selain itu, untuk obyek wisata religi yang pengnjungnya juga banyak seperti Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf dan Masjid Jamik, dikelola oleh masing-masing yayasan, sehingga tidak menyumbangkan pada Pedapatan Asli Daerah (PAD). (Roni)

Comment