HEADLINEJAKARTANASIONALNEWSNEWS SATUPEMERINTAHAN

Defisit APBN Capai Rp153,7 Triliun Hingga Agustus 2024, Dipicu Belanja Pemilu Dan Bantuan Sosial

1190
×

Defisit APBN Capai Rp153,7 Triliun Hingga Agustus 2024, Dipicu Belanja Pemilu Dan Bantuan Sosial

Sebarkan artikel ini
Defisit APBN Capai Rp153,7 Triliun Hingga Agustus 2024, Dipicu Belanja Pemilu Dan Bantuan Sosial
Defisit APBN Capai Rp153,7 Triliun Hingga Agustus 2024, Dipicu Belanja Pemilu Dan Bantuan Sosial

News Satu, Jakarta, Selasa 24 September 2024- Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Agustus 2024 mengalami defisit sebesar Rp153,7 triliun. Defisit ini disebabkan oleh belanja negara yang lebih besar dibandingkan penerimaan negara. Total belanja negara tercatat mencapai Rp1.930,7 triliun atau 58,1 persen dari pagu anggaran, sementara pendapatan negara hanya Rp1.777 triliun atau 63,4 persen dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa belanja negara yang meningkat signifikan, yakni sebesar 15,3 persen secara tahunan, disebabkan oleh beberapa kebutuhan penting, termasuk belanja pemilu dan bantuan sosial untuk mengatasi dampak El Nino.

“Sejak awal tahun 2024, pertumbuhan belanja negara meningkat dengan pertumbuhan double digit. Salah satu faktornya adalah belanja untuk pemilu dan bantuan sosial (bansos) terkait dampak El Nino,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan pers di acara APBN Kita, Selasa (24/9/2024).

Di sisi lain, pendapatan negara hingga akhir Agustus 2024 mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, kontraksi ini mulai mengecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, di mana pada Juli 2024 kontraksi pendapatan tercatat sebesar 6,5 persen, dan bahkan mencapai 8 persen pada Juni 2024.

Sri Mulyani optimis bahwa target pendapatan negara masih bisa dicapai meskipun terdapat tantangan, seperti penurunan penerimaan dari pajak badan.

“Kami berharap dengan makin mengecilnya kontraksi ini, pendapatan negara bisa terus meningkat hingga akhir tahun,” jelasnya.

Meskipun mengalami defisit, Sri Mulyani memastikan bahwa defisit APBN sebesar 0,68 persen dari PDB masih sesuai dengan target yang ditetapkan dalam APBN 2024. Selain itu, keseimbangan primer pada Agustus 2024 masih mencatat surplus sebesar Rp161,8 triliun, meskipun mengalami penurunan dibandingkan surplus pada Juli yang mencapai Rp179,3 triliun.

“Keseimbangan primer tetap surplus, yang berarti penerimaan negara masih bisa menutupi belanja negara, tidak termasuk pembayaran bunga utang,” tambahnya. (Den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.