News Satu, Jakarta, Kamis 26 Desember 2024- Kenaikan harga telur ayam ras di Indonesia mencapai titik mengkhawatirkan pada pekan ketiga Desember 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga nasional telah naik 2,4 persen menjadi Rp30.450 per kilogram, melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) Rp30 ribu per kilogram. Kenaikan ini dilaporkan terjadi di 217 kabupaten/kota, meningkat dari 179 daerah pada November.
“Lonjakan harga ini tidak hanya melibatkan daerah padat penduduk, tetapi juga daerah terpencil, dengan disparitas harga yang mencolok,” ujar Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, Kamis (26/12/2024).
Harga telur di Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua, mencatat angka fantastis, yakni Rp100 ribu per kilogram, menjadi yang tertinggi di Indonesia. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional dan menunjukkan tantangan logistik serta distribusi yang serius.
Di sisi lain, harga di Pulau Jawa terpantau lebih terkendali, dengan rata-rata Rp27.323 per kilogram, di bawah HAP. Sementara itu, Sumatra mencatat harga rata-rata Rp27.912 per kilogram, meskipun Kepulauan Anambas mengalami lonjakan hingga Rp42 ribu per kilogram. Kesenjangan harga antara daerah pusat dan pinggiran menjadi sorotan utama.
“Distribusi yang tidak merata, terutama ke wilayah terpencil, menjadi salah satu penyebab utama lonjakan harga di luar Jawa,” ungkap Amalia.
Lonjakan harga ini dinilai dapat memperburuk daya beli masyarakat, terutama di wilayah terpencil dengan akses yang sulit. Pemerintah diminta segera merespons dengan memperkuat sistem distribusi, memastikan pasokan stabil, dan mengontrol spekulasi pasar.
Sebagai salah satu bahan pokok utama, kenaikan harga telur tidak hanya memengaruhi pola konsumsi masyarakat, tetapi juga mengancam stabilitas inflasi. Langkah cepat dan strategis dibutuhkan untuk mencegah dampak yang lebih luas pada perekonomian nasional. (Den)
Comment