HEADLINEJAKARTANASIONALNEWSNEWS SATUPEMERINTAHAN

Ketua Banggar DPR RI Sentil WTO, Jangan Jadi Alat Negara Maju

×

Ketua Banggar DPR RI Sentil WTO, Jangan Jadi Alat Negara Maju

Sebarkan artikel ini
Ketua Banggar DPR RI Sentil WTO, Jangan Jadi Alat Negara Maju
Ketua Banggar DPR RI Sentil WTO, Jangan Jadi Alat Negara Maju

Jakarta, News Satu, Kamis 24 Juli 2025- Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, melayangkan kritik tajam terhadap World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia yang dinilainya telah gagal menjalankan fungsinya sebagai pengawal stabilitas ekonomi dan perdagangan internasional.

Menurutnya, sejak perang tarif antara Amerika Serikat dan China pecah pada 2018 dan semakin meluas, dunia justru digiring ke arah tatanan global yang semakin tidak menentu. Hal ini makin diperparah dengan sikap sepihak AS yang memberlakukan tarif tinggi ke berbagai negara saat produk mereka kalah bersaing di pasar global.

“Dulu negara maju memaksa kita masuk WTO, mendorong perdagangan bebas tanpa tarif. Sekarang ketika mereka kalah saing, mereka seenaknya menutup diri. Ini jelas melanggar rukun iman perdagangan bebas,” tegas Said di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Said menilai, WTO yang awalnya lahir dari GATT dengan prinsip non-diskriminatif, transparan, dan setara dalam perdagangan, kini hanya menjadi alat kepentingan negara maju.

“Lucu sekaligus menyedihkan. Tidak satu pun negara menggugat tarif sepihak AS ke WTO. Semua tunduk. Hanya China yang berani melawan,” ujarnya.

Said Politisi Senior PDI Perjuangan juga mencatat, sejak berdiri, WTO telah menyelesaikan lebih dari 631 kasus sengketa perdagangan, dan 503 di antaranya berujung pada banding. Namun saat AS secara terang-terangan melanggar prinsip perdagangan bebas, WTO justru bungkam.

Lebih lanjut, Said menegaskan pentingnya reformasi global terhadap WTO, IMF, dan Bank Dunia. Jika lembaga-lembaga ini tidak lagi relevan dan hanya menjadi alat segelintir negara kuat, maka lebih baik dibubarkan.

“Buat apa kita iuran setiap tahun ke WTO, IMF, dan Bank Dunia, kalau nyatanya mall function dan tidak melindungi kepentingan negara berkembang?” tandasnya.

Ia menekankan bahwa saat ini dunia perlu kembali kepada pendekatan multilateral yang adil, atau menyelesaikan isu ekonomi dan perdagangan secara regional melalui forum seperti G20, BRICS, dan ASEAN.

“Kalau kita masih percaya pada sistem global yang adil, mari perkuat lagi WTO dan lembaga internasional lainnya. Tapi kalau tidak, mari kita realistis: bentuk blok regional dan hadapi dunia baru dengan kepala tegak,” tutup Said. (Den)

Comment