Kediri, News Satu- Menjelang bulan Ramadan, sejumlah pedagang di Pasar Pamenang Pare, Kabupaten Kediri, mengeluhkan kelangkaan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. Akibatnya, konsumen yang biasa membeli beras murah ini terpaksa beralih ke jenis lain dengan harga lebih tinggi.
Bu Herman, pedagang sembako di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa beras SPHP selalu diminati karena harganya yang lebih terjangkau. Namun, sejak beberapa waktu terakhir, stoknya kosong di pasaran.
“Bagi pembeli, beras SPHP ini harganya sangat terjangkau. Tapi saat menjelang Ramadan, justru tidak ada,” ujarnya, Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, akibat kelangkaan ini, banyak pelanggan yang kini beralih ke beras jenis IR 64, meskipun harganya sedikit lebih tinggi.
“Dulu sewaktu masih ada beras SPHP, saya bisa menjual hingga 20 kemasan (isi lima kilogram per kemasan),” tambahnya.
Menanggapi kelangkaan tersebut, Kepala Bidang Ketersediaan Distribusi dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, Arba’i, membenarkan bahwa sejak 7 Februari 2025, Perum Bulog menarik stok beras SPHP dari Zona 1 yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Sumatera seperti Sumatera Selatan dan Lampung.
Menurutnya, keputusan ini diambil karena wilayah tersebut tengah memasuki masa panen raya padi.
“Harapannya, dengan kebijakan ini, beras hasil panen petani lokal bisa diserap masyarakat secara maksimal,” pungkasnya.
Namun, kebijakan ini menimbulkan dilema. Di satu sisi, pemerintah ingin mendukung petani lokal, tetapi di sisi lain, masyarakat yang terbiasa membeli beras SPHP kini kesulitan mendapatkan alternatif dengan harga yang sama.
Kelangkaan beras SPHP ini menjadi persoalan menjelang Ramadan, saat kebutuhan pangan masyarakat meningkat. Masyarakat berharap ada solusi agar harga beras tetap stabil dan mudah diakses oleh semua kalangan. (Santo)
Comment