HEADLINEJATIMKESEHATANLIFE STYLEMADURANEWSNEWS SATUPAMEKASANREGIONAL

Krisis Tenaga Medis, Layanan Hemodialisis di RS Smart Pamekasan Dihantui Risiko Burnout

×

Krisis Tenaga Medis, Layanan Hemodialisis di RS Smart Pamekasan Dihantui Risiko Burnout

Sebarkan artikel ini
Krisis Tenaga Medis, Layanan Hemodialisis di RS Smart Pamekasan Dihantui Risiko Burnout
Krisis Tenaga Medis, Layanan Hemodialisis di RS Smart Pamekasan Dihantui Risiko Burnout

Pamekasan, Selasa 2 September 2025 | News Satu- Rumah Sakit dr. H. Slamet Martodirdjo (RS Smart) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terus berupaya memperluas layanan Hemodialisis (HD) atau cuci darah bagi pasien gagal ginjal. Meski operasional berjalan optimal, pihak rumah sakit menghadapi dilema serius: meningkatnya desakan layanan tambahan di tengah keterbatasan tenaga medis.

Direktur RS Smart Pamekasan, Raden Budi Santoso, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan kerjasama dengan pihak ketiga untuk penambahan 19 unit mesin HD dan bed pasien baru sejak Juli 2025. Gedung baru juga sudah diproyeksikan untuk menampung lebih banyak pasien di tahun ini.

“Surat balasan pengajuan kerjasama dengan pihak ketiga sudah ada. Nantinya, kami juga menyiapkan 5 perawat baru yang terlatih,” ujar Budi kepada media, Selasa (2/9/2025).

Meski layanan HD telah dibuka hingga hari Minggu, kenyataannya masih ada tantangan besar. Saat pembukaan layanan tambahan pada pertengahan Juni lalu, belum ada pasien yang datang. Namun tekanan terhadap pihak rumah sakit untuk tetap membuka layanan terus meningkat.

Budi menegaskan, tenaga medis HD di RS Smart sudah bekerja melebihi 12 jam per hari dari Senin hingga Sabtu. Penambahan layanan di hari Minggu membuat staf medis harus bekerja overtime tanpa batas.

“Desakan muncul karena alasan kemanusiaan. Tapi jika perawat kelelahan, risiko kesalahan medis dan penurunan kualitas pelayanan bisa terjadi,” jelasnya.

Situasi ini mencerminkan dilema: di satu sisi, pasien gagal ginjal mendesak layanan tambahan, namun di sisi lain, faktor kelelahan fisik dan psikologis tenaga medis berpotensi membahayakan keselamatan pasien.

Beberapa pakar kesehatan menyebut, jika ekspansi HD dilakukan tanpa diiringi perekrutan tenaga medis memadai, RS Smart bisa menghadapi masalah serius:

  • Kualitas pelayanan menurun akibat tenaga medis kelelahan.
  • Kesalahan prosedur medis meningkat.
  • Stres kerja yang berujung pada burnout tenaga kesehatan.

Meski penuh tantangan, RS Smart tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik. Dengan rencana penambahan mesin, bed pasien, serta perekrutan perawat baru, diharapkan beban kerja bisa terbagi dan layanan HD semakin optimal. Budi mengingatkan publik untuk memahami keterbatasan tenaga medis.

“Harus dipahami, ketika dalam keadaan lelah dipaksa untuk tetap bekerja, akan ada kemungkinan kesalahan dan hilang kesabaran pada pasien,” pungkasnya. (Yudi)

Comment