News Satu, Pamekasan, Senin 30 Agustus 2021- Bayangan bahaya banjir dan luapan air sungai di kawasan perkotaan kabupaten Pamekasan Jawa timur masih tetap mengancam. Pasalnya menurut pantauan media hingga saat masih belum ada upaya pengerukan dan normalisasi badan sungai yang membelah kota Bumi Gerbang Salam.
Terlihat disepanjang jalur sungai kali Jombang, kali klowang hingga sungai besar lainnya tidak ada aktifitas dimaksud. Padahal jika dilihat dari cuaca dan kondisi saat banyak kalangan menilai saat ini waktu yang tepat untuk melakukan pendalaman sungai dan upaya lainnya.
Menurut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD kabupaten setempat, Amin Jabir diawal tahun pihaknya sudah melakukan konsolidasi internal. Terutama dengan berbagai stakeholder dan dinas dalam rumpun kebencanaan di Kabupaten Pamekasan.
“Bahkan sudah disampaikan ke dalam rapat kordinasi satgas kebencanaan dan dihadapan Sekdakab Pamekasan berbagai upaya taktis dan Komperhensif yang bisa dilakukan untuk menghadapi banjir,” tukasnya, Sabtu (30/8/2021).
Secara jangka panjang memang banyak yang bisa dilakukan di kawaan hulu aliran sungai menurutnya. Namun itu, akan memakan waktu yang cukup lama dan panjang untuk melihat hasilnya, sedang bencana bisa sewaktu-waktu.
Langkah paling taktis dan sebenarnya sudah direstui oleh Sekdakab Pamekasan, Totok Hartono yakni dengan mengalokasikan dana untuk pembelian alat berat untuk pengerukan tanah, semacam Backhoe. Menurut Jabir juga, hal ini sudah diamini semua dinas yang berwenang dalam proses normalisasi tersebut.
“Ini sudah disampaikan dihadapan semua dinas dan sudah disetujui dalam anggaran, semoga bisa terealisasi pada tahun ini,” terangnya.
Hematnya, dengan begitu setiap dinas terkait sebagai pemangku kebijakan di wilayah sungai mampu menghemat anggaran dan hanya membayar operatornya saja dalam proses normalisasi. Tidak seperti sekarang yang masih menggunakan tenaga manusia atau pihak ketiga melakukan pembersihan, dengan anggaran yang terbatas karena masih kondisi refocusing.
“Harus dioptimalkan dengan swakelola untuk normalisasi aliran sungai. Bayangkan anggaran terbatas digunakan untuk pola pihak ketiga dipastikan capaian normalisasinya juga tak maksimal,” tegasnya.
Baginya, kondisi sungai di sepanjang aliran perkotaan memang sudah sangat pantas untuk dilakukan penormalan dan pendalaman area. Selain karena sedimentasi bibir sungai yang menyempitkan luasan sungai, juga ada pendangkalan sungai akibat budaya buang sampah ke sungai, yang belum berubah dari warga setempat.(Yudi)
Comment