News Satu, Pamekasan, Selasa 1 Oktober 2024- Menghadapi era digital, Penjabat (Pj) Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Masrukin, menyerukan pendekatan baru dalam penanaman nilai-nilai Pancasila, terutama bagi generasi muda.
Menurutnya, metode konvensional tidak lagi relevan bagi generasi Z yang hidup di dunia serba digital. Masrukin mengungkapkan pentingnya menggunakan media sosial sebagai sarana utama untuk membumikan nilai-nilai Pancasila.
“Kita harus menyesuaikan dengan zaman. Generasi muda saat ini, terutama Gen-Z, lebih banyak beraktivitas di media sosial. Maka, penanaman nilai-nilai Pancasila harus dilakukan melalui platform-platform digital ini,” tegas Masrukin usai memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Pamekasan, Selasa (1/10/2024)
Dalam upacara yang berlangsung khidmat tersebut, Masrukin menekankan bahwa untuk menjaga ideologi bangsa, Pancasila perlu dikemas ulang dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh generasi yang tumbuh dengan teknologi.
Konten yang berisi nilai-nilai kebangsaan harus diintegrasikan dalam bentuk visual, video, dan narasi yang sesuai dengan gaya komunikasi Gen-Z di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Masrukin menyatakan, penanaman nilai Pancasila yang dulu dilakukan melalui program-program formal seperti penataran dalam ruang-ruang seminar tidak lagi efektif.
“Kita hidup di masa di mana waktu berjalan cepat, informasi mengalir deras, dan interaksi banyak dilakukan di dunia maya. Oleh karena itu, strategi penanaman nilai-nilai kebangsaan juga harus bergerak mengikuti arus ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pendekatan ini bukan hanya sekadar adaptasi teknologi, tetapi juga transformasi dalam cara bangsa ini menanamkan fondasi kebangsaannya ke generasi penerus.
“Jika kita tidak menyusupkan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas harian mereka di media sosial, kita akan kehilangan momen penting dalam menjaga ideologi bangsa ini,” tambahnya.
Masrukin berharap pemerintah daerah bisa lebih aktif dalam menciptakan konten-konten edukatif tentang Pancasila yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
“Jangan sampai Pancasila hanya menjadi teks hafalan, tapi harus menjadi nilai hidup yang nyata dalam keseharian, yang diserap tanpa disadari oleh anak-anak muda kita,” ucapnya.
Kebijakan Masrukin mencerminkan perubahan paradigma di tingkat pemerintahan daerah dalam menanamkan ideologi Pancasila. Tidak hanya melalui program formal seperti sosialisasi dan seminar, tetapi juga dengan mengadopsi pendekatan yang lebih kreatif dan berbasis teknologi.
Pemkab Pamekasan juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan para influencer lokal dan tokoh-tokoh muda yang memiliki pengaruh besar di media sosial, agar pesan tentang Pancasila bisa menjangkau lebih banyak kalangan.
“Nilai-nilai kebangsaan harus viral di kalangan anak muda, seperti tren-tren positif yang sering muncul di media sosial,” pungkasnya. (Yudi)